Thursday, July 31, 2008

Pamit!!!

Assalamualaikum,
mo pamit nih...
pergi ke jakarta sebentaaaaar
buat keperluan bisnis.
cuman 5 hari kok!
titip YellowLife ya everybody....
Maturnuwun sanget,
Monggo sedoyo....
Assalamualaikuuum!!!

Wednesday, July 23, 2008

PilBupGub di Jombang

Hari cukup bersejarah bagi masyarakat Jawa Timur dan warga Jombang. terutama di Jombang, karena pilkada tingkat 1 (gubenur beserta wakil) dan tingkat 2 (bupati beserta wakil) dilaksanakan secara bersamaan. sebenarnya bukan hanya Jombang yang memiliki keunikan ini. rupanya Malang, Lumajang dan Bondowoso (kalo gak salah sih... habis tadi nonton beritanya sambil ngantuk) juga menggelar 2 jenis pemilihan yang berbeda pada hari ini.


kami sekeluarga datang pagi-pagi, jam 8. supaya gak pake antri. eh, ternyata emang masih sepiii..... enak, langsung coblos, trus pulang, trus acaranya tidur seharian. sepanjang jalan merdeka, hanya beberapa toko yang tetap buka. lainnya tutup. aku sangat menikmati hari ini. tidur sampai sepuasssnyaaa....


Ibuku masih bingung memilih. tapi kelihatannya, sebagai sesama wanita, dia mendukung Khofifah. milihnya atas dasar rasa solidaritas kaumnya yaa, hehehehe...

Ini pemilihan gubenur dan bupati pertama di jombang. Silvy kelihatan bersemangat sekali tuh kayaknya... karena biasanya dia golput. jadi kali ini, pengalaman pertama buatnya untuk vote.

beginilah suasana pagi jam 8 di TPS pegadaian jalan merdeka jombang. masih sepi. petugasnya jadi ngantuk tuh... seharusnya ada hiburan rakyat gitu, biar rame. pake acara sirkus, atau mengundang artis terkenal gitu lho Pak!! biar gak ngantuk....

Abah sedang menunggu berkasnya di periksa oleh petugas. lumayan lama, lha wong mereka ngobrol dulu.

Silvy menunjukkan kelingking dan kartu pemilihnya setelah selesai memberikan suaranya. senyumnya lebar sekali ya?

Monday, July 21, 2008

Jadikan aku yang ketiga, Buatlah diriku Bahagia...

Terkejut. Itu yang kurasakan hari ini.

Siang tadi, Pak Fatkhur datang ke tokoku. Beliau adalah seorang saudagar kaya raya. Memiliki pabrik rokok dan beberapa usaha lain. Pernah suatu kali, dia memborong sejumlah karpet terbaik di sini, total pembelian 9 juta. Dan hari itu, aku masih ingat, senyumku tak bisa lepas dari wajahku sampai esok hari. Karena laba yang aku peroleh terbilang cukup banyak. Hahahahahahaa.....

Pak Fatkhur kenal baik dengan orang tuaku, mungkin karena mereka seusia, juga karena sudah berteman sejak lama. Kunjungan pertama, Pak Fatkhur membawa istri pertamanya. Seorang wanita paruh baya, mungkin usianya juga tidak beda jauh dengan ibuku. Santun, berjilbab, berpenampilan sederhana untuk ukuran orang sekaya mereka. Datang berdua, membeli bantal, guling, dan sprei. Istri pertama Pak Fatkhur bahkan sempat bercakap-cakap dengan Ibuku, yang kebetulan ada di tokoku. Sementara, kunjungan kedua, Pak fatkhur bersama istri keduanya. Semula, aku tidak tahu bahwa Pak Fatkhur menganut paham poligami. Aku sempat bertanya-tanya waktu itu. Kenapa wanita yang dibawanya berbeda dengan yang pertama. Yang kedua ini, mungkin lebih muda 10 tahun dari yang pertama, sudah pasti lebih cantik, kulitnya lebih terang, lebih tebal make-up nya, lebih trendy cara berpakaiannya, dan sedikit lebih genit. Mereka membawa serta seorang anak kecil usia taman kanak-kanak. Dan waktu itu, Pak Fatkhur membelikan istrinya karpet besar yang mahal.

Setelah mereka pergi, aku bertanya pada ibuku. Apakah pak Fatkhur memang memiliki 2 istri. Ternyata Ibu menjawab iya. Sudah lama Pak fatkhur memiliki 2 istri.

Hhmm.....
Dan hari ini, Pak fatkhur membawa istri ketiganya!!!

Awalnya, Pak Fatkhur datang seorang diri ke toko. Langsung menemuiku. Dia berniat membeli karpet untuk 10 kamar di sebuah pesantren. Lalu aku menginformasikan ukuran-ukuran dan jenis karpet yang tersedia. Tampaknya Pak Fatkhur belum yakin mengenai ukuran kamarnya, sehingga Pak Fatkhur menelpon seseorang dan memintanya untuk mengukur setiap kamar dengan lebih teliti. Kemudian, ia menelpon lagi, berbicara dengan orang yang berbeda, dan membuat janji untuk bertemu di tokoku, sekarang.

“Sebentar ya Mbak....”
Aku hanya tersenyum. Lalu Pak Fatkhur melihat-lihat koleksi karpet di belakang, sementara aku tetap di depan, di balik meja kasir.
Tak lama kemudian, datanglah seorang perempuan cantik berjilbab jingga menyala, ditemani perempuan lain tidak berjilbab dan gadis kecil berseragam SD. Rupanya, aku mengenal senyum perempuan berjilbab jingga itu. Dia pun kaget...

“Tita?”
“Elsa?”
Kami sama-sama tertawa.
“Sejak kapan pakai jilbab? Gaya yooo saiki!!” aku menggodanya.
“Ojo ngunu ta, isin aku! Sudah lama, setahun lebih kok”
“Oooo... tambah cantik kok”
Dia hanya tersenyum. Lalu mencari-cari seseorang, melihat ke belakang. Dan menghampiri Pak Fatkhur. Mereka bicara sebentar di belakang, dan Tita mengampiriku lagi.

“Berapa anakmu sekarang?”
“Masih satu”
“Kok gak nambah lagi? Apa gak kurang? Itu kan... sudah besar ya sekarang”
“Iya, gak tau nih, padahal gak KB lho.. ya belum dikasih aja kali yaa...”
“Yaa...semua ada waktunya kok. Pasti nanti dikasih lagi”
“Kamu? Berapa?”
“Hahahahaha... berapa apanya? Anak? Wong belum menikah!”
“Lho... masa sih?”

Lalu Pak Fatkhur keluar melewati kami. Dan Tita tampak kebingungan. Dia pamit, “Sebentar ya Sa..” katanya sambil mengikuti Pak Fatkhur keluar. Sekitar 5 menit mereka bicara di trotoar, sementara aku melihat teman dan anaknya Tita memilih-milih bedcover.

Tita masuk lagi. Dan duduk di depanku. Kemudian Pak Fatkhur, yang pamit padaku untuk pulang sebentar mengukur ruangan yang akan di pasang karpet.
Tita memulai pembicaraan duluan.

“Tadi sudah milih?”
“Siapa? Milih apa?”
“Karpet. Katanya kesini mau milih karpet buat pondok”
“Oooo... belum. Katanya masih bingung. Gak tau ukurannya. Emang buat pondok mana sih?” aku mulai memancingnya.
“Buat pondok di ngoro” Tita lalu menyebutkan nama pondoknya.
“Mau nyumbang pondok?”
“Nggak, suamiku kan punya pondok. Ya itu.”
“Wah, berarti kamu sekarang jadi Bu Nyai, pimpinan pondok? “
“Nggak laah... aku masih di sini. Aku kan yang ketiga. Yang jadi Bu Nyai, yang kedua”.
“Oooo..... trus yang pegang pabrik?”
“itu yang pertama”
“Oooo... trus kamu? Yang pertama punya pabrik. Yang kedua punya pondok. Kamu gak minta dibikinin apaaa gitu? Salon atau butik, atau apaaa gitu?”
“Hahahahahaa..... kalo salon sih sudah....”
“Waaah hebat kamu Ta!!!”

Percakapan kami terhenti ketika anaknya Tita merengek minta pulang. Dan Tita pun pamit.

Setelah mereka semua pergi, pegawaiku berebut menghampiriku. “Mbak, itu istrinya yang ketiga??” aku mengangguk. “Kok Mbak Elsa kenal?”
Aku menarik nafas panjang terlebih dahulu. “Dia teman sekelas waktu SD dulu”.

Satu jam setelahnya, aku masih terkejut.
Tita??
Temanku waktu SD ini memang cantik. Dari dulu, dia yang paling genit. Paling suka dandan dan paling girly diantara teman-teman sekelas lainya. dan kabarnya, ketika SMP pacarnya sudah gonta-ganti. Seterusnya, kelas 2 SMU, dia hamil dan keluar dari sekolah. Kemudian menikah dengan pacarnya yang waktu itu juga masih SMU. Aku pernah bertemu dua atau tiga kali. Waktu anaknya masih sekitar dua tahun. Dia tampak kurus, namun kecantikannya masih terlihat jelas. Beberapa tahun kemudian, aku bertemu Tita lagi. Kali ini, dia tidak secerah dulu. Temanku bercerita, bahwa rumah tangga Tita memang bermasalah sejak dulu. Suaminya tidak bisa bekerja, sehingga Tita yang harus pontang-panting mencari uang. Tita pernah mengikuti aneka macam MLM, kemudian dia juga berjualan kecil-kecilan dengan segmentasi tetangga sekitarnya. Sejak itu, aku tidak mendengar kabarnya lagi.

Sekarang.... Wow. Tita pasti bergelimang harta. Jauh dari kesusahan. Wajahnya juga tampak berseri-seri, menenteng dompet tebal dan ponsel keluaran terbaru. Bajunya rapi, serasi dari atas ke bawah dengan make up yang tebal dan dewasa.
Aku benar-benar gak tau harus ngomong apa.

Apa yang membuat Tita bersedia jadi yang ketiga.....
Uang ataukah cinta?

Tita pernah menikah berdasarkan cinta, dengan suaminya yang pertama dahulu. Namun tampaknya kehidupan atas dasar cinta tidak seindah yang dibayangkan. Kalau sekarang, uang adalah alasannya, aku tidak berani menyalahkan Tita. Dia sudah melalui banyak hal dalam hidupnya. Berjuang demi rumah tangganya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, berjuang untuk anak satu-satunya. Kalau memang uang menjadi alasannya, aku bisa mengerti. Pak Fatkhur, dengan kekayaan yang melimpah ruah, mungkin memang pilihan yang terbaik untuknya.

Hanya saja..... usianya mungkin sudah sekitar 60an.
Well, mungkin Tita akan menjawab “Cinta tidak memandang usia”. I know. Cinta juga bukan yang utama ya Ta....

Ya Tuhan, Engkau Maha Pengatur. Engkau Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi umatMu.....

(“jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia, walaupun kau tak kan pernah, kumiliki seutuhnya......” lagunya Astrid. )

Saturday, July 19, 2008

I Hate Smokers


Ada email dari seorang sahabat di Pakistan, yang isinya cukup mencengangkan. bisa bayangin gak, uang segitu banyak, kalo buat beli kerupuk, dapet berapa truk ya???


Believe it or Not

1. Total World Population: 6.5 Billion

2. Total Muslims in the world: 2 Billion

3. Total Smokers in the world: 1.15 billion

4. Total Muslim smokers in the world: 400 million

5. Largest Cigarette maker is Phillip Morris

6. Phillip Morris donates 12% profits to Israel

7. Total Muslim money to Morris $800 million DAILY

8. Average profit margin is 10%

9. Average profit for Morris is $80 million DAILY

10. Thus $9.6 million of Muslim money goes to Israel every single DAY.......

Yes DAY!!!


So, ada yang masih suka buang-buang uang untuk beli rokok?

Monday, July 14, 2008

Lets Learn


I've learned
that it takes years to build up trust
and only seconds to destroy it.


I've learned
that just because two people argue,
it doesn't mean they don't love each other
And just because they don't argue,
it doesn't mean they do.


I've learned
that two people can look at the exact same thing
and see something totally different.

Saturday, July 12, 2008

Bubur Ayam "ELSA"


hahahahahahaa....

thanks to WHYU yang sudah kasih tahu foto ini di http://www.4shared.com/file/54836429/2f2e7d99/Elsa.html

pingin ketawa aja. sayang, gak ada keterangan, dimana lokasinya. soalnya aku pernah menemukan bubur ayam serupa, persis berjudul ELSA di jalan Kedungdoro Surabaya. bukanya setiap pagi sampai menjelang siang. pingiiin banget ambil fotonya, tapi setiap lewat kedungdoro, lupa gak bawa kamera. hehehehehee....
btw, bubur ayamnya enak gak ya???

Thursday, July 10, 2008

My Beautiful GrandMa

Beberapa hari yang lalu, aku mengajak nenekku ke studio foto. sepertinya dia gembira, dan berusaha keras untuk memenuhi permintaan sang penata gaya agar hasilnya maksimal. satu yang terbaik, aku memajangnya di sini.


Nenekku cantik sekali kan??
hehehehehhee.......

(kalo aku sudah tua, kira-kira mirip kayak gini kali yaa??)

Friday, July 4, 2008

CROWDED


uuh...

2 minggu ini benar-benar penuh peluh.

Yang pertama karena kerjaan di toko. mengingat bulan ramadhan kurang 2 bulan lagi, persiapan untuk itu sudah aku mulai sejak sekarang. order karpet dan barang-barang lain, dengan tujuan menimbun untuk 2 bulan lagi. soalnya kalo gak gitu, mau pesan seminggu menjelang puasa, sudah dipastikan barang bakalan kosong dimana-mana. itu sih menurut pengalaman tahun kemaren. makanya, aku mulai nabung stok barang mulai sekarang.

order sana, order sini.

eh, gak terasa, begitu barangnya datang... satu truk penuh. begitu lihat invoice nya... hehehehehe, pingin pingsan rasanya. seandainya bisa mengurangi beberapa digit saja, pasti aku akan sangat bersyukur. heheheehehe..... well, apapun itu, harus tetap Semangat!!! Bismillahirrahmanirrahiim....

selain itu, untuk persiapan bulan ramadhan, aku memutuskan untuk menambah jumlah pegawai. sudah dua tahun lebih, aku masih juga bertahan memakai 3 pegawai. perempuan semua. kebetulan, ketiga pegawaiku ini bersaudara (sepupu). juga bertetangga. sehingga ketika yang satu minta ijin tidak masu kerja karena punya acara (misalnya kakaknya menikah) maka yang lain otomatis ikut gak masuk kerja. dan itu terjadi berkali-kali. seikit uring-uringan sih, ketika mereka sering ijin alasan ini itu. kalo aku tidak mengizinkan, rasanya kok terlalu tidak berperikemanusiaan. tapi kalo diijinkan, jadinya aku sendiri yang kelabakan. toko sebesar ini, kalo ada 3 pembeli yang datang bersamaan, dan aku sendirian aja... mati kebingungan kan?? tentu saja aku tidak mau nafas tokoku hanya bergantung pada 3 orang pegawaiku.

untuk alasan itulah, ditambah alasan-alasan lainnya, akhirnya aku menerima 2 pegawai baru. 2 gadis yang masih sangat belia. baru lulus sekolah menengah pertama, dan tidak mampu melanjutkan ke sekolah menengah atas, sehingga memilih untuk bekerja demi mengangkat perekonomian keluarganya. hhm... tragis sekali ya?? sedikit gak tega melihatnya.....

tapi alhamdulillah, 2 orang pegawai beliaku itu tampaknya giat bekerja, dan mau belajar menyesuaikan diri. namun sayangngnya.....

niatku untuk menambah jumlah pegawai tidak disambut baik oleh 3 pegawai lamaku. sudah 10 hari ini, mereka tampak tidak bisa berbaur. 3 yang lama selalu bertiga, dan 2 yang baru terlihat dikucilkan. aku sudah menyuruh 3 senior itu untuk mengajari 2 junior dalam hal apapun. namun dalam beberapa kesempatan, aku menemukan bahwa 2 junior dibiarkan kebingungan sendiri. hhm.... aku gak tahu, apakah 3 senior yang sudah lama "menguasai" toko kami ini merasa terganggu dengan 2 juniornya? kalau memang iya, kenapa merasa terganggu?? bukankah seharusnya bisa lebih senang karena 2 junior tadi bisa meringankan beban kerja 3 senior itu selama ini?

tanpaknya aku harus menyelidiki lebih lanjut, kenapa 2 junior ini tidak diterima oleh 3 senior. siapa yang "salah", senior atau junior?
atau, haruskah aku mendudukkan mereka berlima, dan bertanya, ada apa gerangan?
apakah itu bisa menyelesaikan masalah??
hhhm.....bingung.