Monday, March 17, 2014

Mampir ke Abu Dhabi



Uni Emirat Arab merupakan gabungan 7 emirat. Emirat pada dasarnya sama dengan negara kecil. Pemimpin emirat biasa disebut Emir, tak ada bedanya dengan raja karena sifatnya turun temurun. Nah suatu hari, Emir Abu Dhabi mengajak 6 Emir lainnya (termasuk Emir Dubai) untuk bersatu mendirikan Uni Emirat Arab ini, jadilah satu negara besar yang kaya raya.

Uni Emirat Arab pada dasarnya sih gak punya apa apa selain minyak ya... beda jauh sama Indonesia yang punya kekayaan budaya yang luar biasa. Tapi berkat kekayaan minyaknya itulah, Uni Emirat Arab bisa membangun negerinya sedemikian rupa menjadi kota-kota megapolitan dalam sekejap. Gedung gedung menjulang tinggi dimana-mana, semua pekerja impor dari banyak negara, semuanya serba bebas dan terbuka. Gak ada lagi aturan ketat islami seperti di Arab Saudi. Setiap berkesempatan ke arab saudi, aku suka menikmati pemandangan warga lokal yang berpakaian khas arab, lelaki memakai jubah putih sematakaki, lengkap dengan surban di kepala. Sementara perempuan memakai gamis hitam serta penutup wajah. Pemandangan seperti itu jarang ditemui di Abu Dhabi.

Ada kabar yang menyebutkan bahwa "tabungan" minyak Uni Emirat Arab sebentar lagi habis, tak akan bisa bertahan hingga 20 tahun ke depan. Itulah mengapa, Dubai giat membangun daerahnya agar menjadi tujuan utama wisata dunia, untuk persiapan setelah cadangan minyaknya habis total. Dubai sudah punya beberapa ikon yang mendunia, sebut saja Palm Jumeria, Burj Al Khalifa, dan lain lain. Abu Dhabi sementara ini masih tertinggal dari Dubai, Abu Dhabi belum punya banyak ikon pariwisata yang mendunia seperti Dubai. Tapi jangan salah, Abu Dhabi kini juga mulai membangun daerahnya, meskipun pelan, tapi Abu Dhabi tampaknya membangun dengan penuh perencanaan matang, tak seperti Dubai yang kesannya sangat terburu buru dalam mengalami percepatan pembangunannya. 





Mirip dengan Dubai, di Abu Dhabi sepanjang mata memandang hanyalah gedung gedung tinggi.... dan beberapa pekerja berwajah khas bangladesh (atau india) yang berteduh di pojok pojok gedung. Cuaca yang super panas terik tentu saja membuat tak banyak penduduk Abu Dhabi berseliweran di jalan-jalan. Meskipun di beberapa sudut kota banyak ditemui taman-taman bunga lengkap dengan arena bermain anak-anak, tapi ketika aku kesana menjelang siang semuanya sepi. Lagian, siapa mau main-main di luar ketika panas terik seperti itu. 

Ternyata di balik gedung-gedung megah yang menjulang tinggi, Abu Dhabi punya pantai yang indah. Dengan hamparan pasir putih lebut, dengan pemandangan kota megapolitan di belakangnya, dengan air laut yang super jernih..... tapi dengan terik matahari yang luar biasa panas, hehehhehe






Dari mana Abu Dhabi memiliki pasir pantai yang indah ? tentu saja impor dari negara lain, Indonesia mungkin?? 

Abu Dhabi, sama seperti negara arab lainnya, tidak mampu menghasilkan buah-buahan. Tapi di setiap supermarket, tersedia berbagai macam buah dari seluruh dunia dengan harga yang murah. Semuanya impor. 
Satu hal yang Abu Dhabi gak perlu impor adalah sinar matahari.

Panasnya benar-benar bikin dehidrasi (hehheehehehe lebay).... bikin mata silau sampe kesulitan merubah setting kamera, hehehehhehhhe. Karena kepanasan, lihat air laut yang berlimpah... rasanya pingin nyemplung!!! 






Sebenarnya tujuan kami mampir ke Abu Dhabi cuman pingin main-main di Ferarri World, tapi si guide ngajakin kami mampir ke Heritage Village, semacam pujasera gitu kali ya... isinya ada kios kios kecil penjual suvenir abu dhabi (yang semuanya made in china, hihihihi), cafe cafe di tepi pantai indah ini.

Ngomongin soal suvenirnya yang made in china semua itu, kalo beli di Heritage Village ini harganya bisa dua atau tiga kali lipat. Mahal banget. Untungnya di deket hotel ada minimarket yang super lengkap, yang menjual suvenir suvenir UAE juga, harganya jauuuuh lebih murah. Jadi, kalo teman-teman blogger berkunjung ke UAE, cari suvenirnya di minimarket aja, dijamin harganya lebih bersahabat.







Jadi begitu saja perjalanan ke Abu Dhabi, sebelum main-main di Ferrari World. Pinginnya sih jalan-jalan santai gitu ya, tapi panasnya itu lho...subhanalloh bikin menderita. Jadi stay di kamar hotel atau duduk manis di dalam mobil/bis ber Ac yang dingin merupakan pilihan yang lebih tepat.



Monday, March 3, 2014

Bu Reni Berkunjung !

Pernah berkunjung ke blog Catatan Kecilku milik Bu Reni Judhanto kan? Atau malah sudah kenal lama dengan Bu Reni??

Jumat lalu, Bu Reni   menghubungiku, mengabarkan rencana kunjungannya ke Jombang hari minggu. Wah, senang sekali mengetahui Bu Reni akan datang. Beliau ini termasuk blogger senior, maksudnya udah lama ngeblognya, sejak tahun 2008, sama kayak aku. Persahabatan kami di dunia blog juga sudah lama, tapi tak pernah sekalipun bertemu. Dan begitu tiba kesempatan untuk bertemu secara langsung, siapa yang tak senang??

Dan hari minggu pun tiba, sejak pagi aku sudah penasaran. Bu Reni jadi mampir gak ya? sambil terus berdoa supaya rencana pertemuan kami benar benar terwujud. Aku bahkan sejak pagi sudah bilang ke Dija, jangan tidur siang dulu, karena nanti ada teman tante elsa yang akan datang. Tapi hari menjelang siang, Dija tak kuasa menahan kantuknya, Bu Reni tak kunjung tiba. Aku pun sempat berhenti berharap. Pepatah manusia berencana, Tuhan yang menentukan, mulai aku jadikan kalimat penghibur.

Lewat tengah hari, Bu Reni belum juga menghubungiku lagi. Aku menggenggam terus ponsel, sesuatu yang tak pernah kulakukan. Sampai akhirnya ponsel itu berbunyi, Bu Reni mengabarkan lokasinya yang sudah teramat dekat. Waaah kopdar pertama kali akan terlaksana, alhamdulillah....

Dan dalam hitungan menit, Bu Reni pun muncul. Di belakangnya ada seorang gadis cantik, berambut panjang, tinggi langsing dengan senyum yang tak asing.


Wow wow..... Itu Shasa!!!!

Gadis kecil kesayangan Bu Reni yang dulu berpipi chubby, lucu, dan masih SD. Sekarang sudah bermetamorfosis menjadi gadis cantik sekali. Tak dapat dipercaya. Aku sampai tak berkedip melihatnya. Shasa tampak malu-malu. Sementara Bu Reni mengerti keherananku, Beliau sendiri yang memastikan bahwa gadis di sampingnya adalah Shasa yang dulu. Wow wow... aku masih melongo!

Acara selanjutnya sudah bisa ditebak, kami mengobrol haha-hihi seperti dua keluarga yang lamaaaa terpisah, satu di Korea Utara dan satu di Korea Selatan, hahahahhaa..... Saking serunya percakapan kami, aku sampai melupakan tugasku menjadi tuan rumah yang baik. Bener-bener deh, karena melongo lihat Shasa, aku jadi gak berpikir memberi minuman buat dua tamuku dari Madiun ini. Tuan rumah yang gak sip, hehehee.... memalukan yaa....


Tapi kalo soal foto, aku gak mungkin lupa dong. Hukumnya wajib diprioritaskan, karena kalo tanpa foto pasti nanti dituding hoax. Sayangnya Dija gak bisa ikut bergabung di sesi pemotretan kami bertiga.

Lihatlah Shasa.... cantik nian!!!!
ayooo ayooo.... siapa punya calon memantu buat Bu Reni? hehehhee


Ada satu hal lagi yang memalukan nih, sebagai tuan rumah yang tidak baik, secara tidak langsung aku "mengusir" Bu Reni dan Shasa, Hehehehehee semoga tamunya gak merasa terusir ya. Aku menerima mereka berdua di "tempat kerja", berhubung hari minggu tempat kerjaku beroperasi hingga jam 13.30 saja mau gak mau kopdarnya juga harus diakhiri pada saat itu. Gak enak banget sebenarnya, padahal masih pingin berguru pada Bu Reni tentang pengasuhan anak.  Alhamdulillah Bu Reni masih sempat sharing sedikit tentang pengalamannya mengasuh Shasa, yang ternyata sepertinya sih setipe dengan Dija saat ini. Mereka berdua sama sama pemalu dan butuh proses ekstra untuk beradaptasi di lingkungan baru. Terima kasih Bu Reni sudah mau berbagi ilmunya

Dan terima kasih lagi oleh olehnya... Bu Reni sempat sempatnya membawa dua bungkus bumbu pecel khas madiun (maknyuuuus pastinya) dan kerupuk jagung andalan daerahnya juga. Sedangkan Shasa membawakan Dija sebungkus kado pink berisi dua bando cantik. Alhamdulillaaah, seperti kata Om Trainer, This is the beauty of blogging. Setuju kan?