"Langit biru... awan putih... terbentang indah... lukisan Yang Kuasa..."
Syair lagu Balon Udaranya Sherina kecil itu benar benar ada di teluk Manado, ketika kami bersiap-siap menuju Taman Nasional Bunaken. Cuaca yang sangat cerah membuat kami sangat bersemangat, apalagi matahari di Manado tidak sepanas matahari di Surabaya. Hehehe..padahal mataharinya cuma satu ya?
dari Marina menuju Pulau Bunaken dibutuhkan kira kira 45 menit perjalanan dengan menggunakan kapal kecil seperti kapal Papa Coxy ini.
Tempat duduk terdapat di tepi kanan kiri bagian dalam kapal, dan di tengah tengahnya ada 2 lubang kaca, yang fungsinya untuk melihat ke bawah, ke dasar laut.... taman laut Bunaken. Kapal maksimal diisi 15 turis dan 2 atau 3 awak kapal.
Daripada hanya duduk di dalam kapal, aku dan Nona lebih memilih berada di bagian depan kapal yang terbuka itu. aku pikir itu pilihan yang tepat. Bukankah langit biru dan awan putih serta air laut yang benar benar biru merupakan pamandangan yang sayang sekali untuk dilewatkan??
Apalagi ternyata kapal Papa Coxy kencang sekali. Ketika melewati ombak kecil saja, kami nyaris terlempar dari kapal. Pengalaman yang sungguh seru!!!
Kapal melaju kencang, jilbab kami berkibar ditiup angin. Kami tertawa keras setiap kali hampir terjatuh karena ombak menggoyang kapal. Cukup sulit awalnya untuk duduk manis dan mengambil foto, tapi setelah hampir setengah perjalanan, ombak sudah tidak ada dan kapal pun cukup tenang.
Kami pun semakin kegirangan menikmati angin semilir dan hangatnya matahari saat itu... aaaah, what a life!!!
Lihat... teman-teman pasti setuju kan, betapa indahnya laut di Bunaken...
Betapa indahnya laut kita, Laut Indonesia.... Kalau sedang menikmati keindahan laut seperti ini, baru ingat betapa kayanya negara kita, betapa luasnya laut kita. Harta tak ternilai yang harus kita jaga sama-sama.
Elsa ketakutan ketika kapal menghentak diterjang ombak, sementara Nona malah keasyikan menikmati goyangan kapal saat itu |
Tak terasa 45 menit sudah berlalu, Kami pun mendekati Pulau Bunaken yang tidak terlalu besar. Hanya ada 4 desa di sana, dan setiap desa tidak memiliki banyak penduduk. rumah satu dengan yang lain agak berjauhan. tapi tampak di kejauhan, sebuah gereja yang cukup besar, dan sebuah masjid berukuran agak kecil di sisi satunya lagi.
Alhamdulillah, akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di Pulau Bunaken yang sangat terkenal ini....
Tulisan berikutnya, masih tentang Bunaken. Sayang sekali aku gak bisa cerita tentang pulau Bunaken dan masyakaratnya karena tidak ada kesempatan keliling ke 4 desa itu. Tapi aku punya pengalaman lebih seru, karena ternyata... Diving di Bunaken benar benar menakjupkan!!! Tunggu ceritanya yaaa....