Sunday, March 11, 2012

(sisa kemegahan) Soerabaia Masa Lampau



Siapa yang tak kenal lagu Jembatan Merah?
Lagu keroncong yang mendayu-dayu,  berkisah tentang sepasang kekasih yang terpisah. Terdengar sangat romantis ya...

Jembatan Merah dibangun pada 11 November 1743 atas perjanjian Mataran dan VOC. Dengan umur yang sudah sangat-sangat tua itu, tentu saja Jembatan Merah tidak hanya menyimpan kisah kisah romantis, tetapi juga kisah-kisah sejarah dan politik yang teramat sangat penting bagi bangsa ini. (Baca: Ledakan Granat di Jembatan Merah)

Yang paling terkenal tentu saja adalah pertempuran 10 November, dimana Arek-arek Suroboyo bertempur habis-habisan hingga berhasil menewaskan pucuk pimpinan tentara Inggris (sekutu) Brigadir Mallaby. Saking hebatnya pertempuran itu, jembatan yang aslinya tidak berwarna merah, bermandikan darah para pejuang kemerdekaan. Karena itulah Jembatan itu lebih dikenal dengan sebutan Jembatan Merah.

(coba baca juga :  Mallaby Tewas gara gara anak buah sendiri )



Dilihat dari lagunya, memang benar, Jembatan Merah dipagari oleh gedung-gedung megah. Tidak semua gedung-gedung megah itu dirawat dengan baik. Beberapa gedung yang beruntung, masih dijadikan kantor-kantor penting. Lainnya bernasib kurang baik karena hanya dijadikan gudang,maklum saja... Kawasan Jembatan Merah di Surabaya termasuk segitiga emas, pusat bisnis dan pecinan.

Lalu Bagaimana kabar Jembatan Merah kini?
Alhamdulillah masih kokoh, secara teratur dicat merah oleh pemkot Surabaya.
Jembatan yang awal pembuatannya hanya dari kayu, dan mengalami pemugaran berkali-kali ini, kini setiap hari dilewati oleh ribuan manusia. Semoga jembatan ini tetap kokoh sampai kapanpun.



Mengingat pertempuran Arek Suroboyo yang sangat luar biasa, dan banyak korban tewas di Jembatan Merah, aku jadi ingin melihat makam para pejuang. Tapi dimana-mana makam pahlawan bentuknya sama saja. Lebih asyik jika jalan-jalan mengenang kemegahan kota tua Surabaya berlanjut ke Taman Makam Belanda di kawasan Peneleh.




 Dibangun pada tahun 1814 dengan luas sekitar 5,4 hektar. Nama resminya adalah De Begraafplaats Peneleh Soerabaja.

Makam ini ditengarai sebagai makam modern tetua di Indonesia dan bahkan di beberapa negara tetangga. Mari kita bandingkan dengan Ford Canning Park di Singapore 1826, Gore Hill Cemetery Sidney 1868, Mount Auburn Cemetery Cambridge 1831, dan Arlington National Cemetery Wasington DC 1864. Tampaknya Makam Peneleh hanya kalah tua oleh Pere La Chaise Cemetery Paris yang dibangun tahun 1804.
(baca: Menyusuri Jejak Masa Lalu )




Membayangkan makam ini pada masanya dulu, pastilah sebuah taman makam yang sangat indah dan megah. Bangunan-bangunan makam yang sudah berusia hampir  200 tahun itu kini masih juga menyisakan guratan guratan kemegahannya. Jika dilihat lebih teliti, makam ini sangat tertata dengan baik. Bahkan setiap makam ada nomor urutnya. Sayang sekali, nomor urut yang terletak di bagian bawah itu banyak yang hilang/ copot.




Gedung berpilar itu, menyimpan banyak sekali cerita. Coba datang sendiri kesana, dan tanyakan kisahnya pada penjaga makam. Hehehee.. sengaja membuat panasaran saja.



Perhatikan pula nisan-nisan indah di kompleks makam ini. Aku suka membaca tulisan tulisan disana. Hampir semuanya bertuliskan bahasa Belanda, itu artinya pemilik makam adalah warga Belanda. Tapi ada satu atau dua makam yang bertuliskan huruf cina.



Ukiran-ukiran yang terdapat pada nisan makam juga sangat luar biasa indah. Seperti ornamen kupu-kupu... juga gambar tengkorak...









Satu nisan yang membuatku sangat penasaran. Tulisan latin Amavimus Amamus Amarimus di nisan ini terlihat merdu sekali kan? Sepulang dari makam, aku segera mencari artinya di internet. Tapi yang kutemukan adalah satu keganjalan. Coba lihat disini.  Apakah menurut teman-teman, keluarga mendiang Charles Dallas Halliburton ini salah tulis???


Tapi dari sekian banyak nisan.... ini yang paling kusuka.

Coba lihat foto dibawah ini. Mengingatkanku pada sebuah karangan bunga. Indah sekali kan???


Sayangnya... lagi-lagi kisah klasik situs situs bersejarah di Indonesia, Makam Peneleh ini kondisinya sangat sangat memprihatinkan. Lokasi makam yang seharusnya bersih, kini dijadikan tempat bernaung bagi tunawisma. Banyak dari mereka yang tinggal di kompleks makam ini dengan mendirikan rumah-rumah kardus. Ada pemandangan jemuran baju di satu sisi... sementara di sisi lainya, puluhan kambing dan ayam dengan tenangnya  merumput.



Kondisi beberapa makam malah lebih mengenaskan. Ada yang menjadi korban pencurian, namun ada pula yang "dirusak" oleh ahli warisnya sendiri. Maklum saja, orang-orang Belanda tidaklah nyaman berziarah ke makam nenek moyangnya jika makamnya kumuh dan pesing. Maka beberapa dari mereka memilih untuk mengambil tulang belulang nenek moyangnya, dan memboyongnya ke negeri asalnya. 

Coba lihat ketiga patung malaikat ini...kasihan sekali mereka.... kehilangan kepala.


Tapi ada angin segar berhembus... sedikit melegakan, meskipun sudah isu lama.
Tahun 2008 Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya diberitakan sedang menggodok rencana revitalisasi makam ini agar menjadi tujuan wisata historis.DKP berharap PBB dan Pemerintah Belanda mendukung rencana tersebut.
Dahulu memang Pemerintah Belanda rutin mengirimkan bantuan dana untuk perawatan makam. Tapi beberapa tahun terakhir bantuan itu dihentikan. hhm... Kita lihat saja bagaimana hasilnya.







A Big Thanks to Adik-adikku: Nona dan Dara
yang sudah membantuku berburu foto Jembatan Merah dan Makam Peneleh.




“Tulisan ini diikutkan  pada Giveaway Pertama di Kisahku bersama Kakakin “

66 comments:

  1. Sayang sekali ya, kelihatan bgt dr gbr kalo situs bersejarah tsbt gak keurus, padahal bs mjd tujuan wisata yg bernilai historis dan sedikit magis dgn pohon2 gedenya..
    nice post mbak Elsa and gud luck :-)

    ReplyDelete
  2. baru tahu sejarah jembatan merah...ternyata karena lumuran darah yang berwarna merah, jadi disebut jembatan merah...hhmm...makanya sekarang dicat warna merah ya?

    ReplyDelete
  3. Tak hanya di Surabaya, hampir disemua tempat di Indonesia, peninggalan sejarahnya tak terjaga dan bukan tak mungkin akan binasa.
    Sedangkan yang bisa dirawat dan terbarukan saja disia2kan, apalagi untuk hal yang tak bisa terbarukan.
    Sedih campur prihatin.
    Hal yang sama juga untuk bangunan candi. Diperbaiki mungkin sudah, tapi terasa setengah2...
    Dan alasannya pasti sama, yaitu dana.
    ========================
    Buat Mbak Elsa, semoga berjaya dikontesnya Mbak Monda

    ReplyDelete
  4. Wah mengenaskan sekali keadaan makamnya. Saya kok belum tahu makam ini ya?? Kalau taman makam pahlawan yg di jalan apa itu? saya tahu. KAyaknya lbh terawat hehehe

    ReplyDelete
  5. Saya sering melintas di daerah jembatan merah (dulu)..selalu takjub dengan bangunan kuno yang masih berdiri megah dan sekaligus miris dengan bagunnan yg terlantar..Kalau makam peneleh hanya pernah melintas, ternyata banyak yg unik dan historical di makam tersebut..

    ReplyDelete
  6. wah....kayaknya seru tuh. jadi pengin kesana juga nih. kapan yeah bisa jalan-jalan kesitu nya. makasih yah mbak dah bikin aku kepengin. aku suka banget sama yang sejarah-sejarah.

    ReplyDelete
  7. aku belum pernah kejembatan merah mbak. sukses ya dg kontesnya

    ReplyDelete
  8. Wah Taman Peneleh ya *catet*
    Baru tau aku ada makam belanda keren di sby~

    ReplyDelete
  9. kalau di Aceh ada tempat kuburan Belanda, namanya Kerkoff :D
    sama seperti di Jakarta ada taman prasasti yg gambarnya mirip sekali dgn di atas.

    menarik mengenal sejarah :)

    ReplyDelete
  10. sukses ya buat GAx mbak...
    really wishing u can win ^_^

    ReplyDelete
  11. Sedih ya mbak..
    banyak peninggalan bersejarah di Indonesia yang gak terawat.
    di Medan, kota lahirku juga begitu..

    *mewek

    ReplyDelete
  12. Komplek makam Peneleh sering dijadikan tempat favorit banyak komunitas fotografer Surabaya. Kadang jadi lokasi foto model, hunting, juga tempat sesi pemotretan pre wedding.

    Aku belum pernah ke sana, lebih suka jalan-jalan dan foto-foto ke tempat yang tidak kumuh, semacam Tugu Pahlawan, Jagir, juga mall. Gambar2nya juga belum pernah terpublikasi di blog, nangkring di kampung sebelah, Flickr... :)

    ReplyDelete
  13. objek wisata nya kali ini ngeri banget mba, aku sih sebisa mungkin jauh2 deh dari yang namanya kuburan apalagi foto2 beginian huhuhuu.. ngerriiii.... apalagi itu patungnya yg ga ada kepalanya sereeeeemmm

    ReplyDelete
  14. awas Mbak El, ntar kesambet Meneer Belanda loh!!

    ReplyDelete
  15. wah kayaknya terencana banget yah ikutan giveaway :D bagus tulisannya Mbak

    ReplyDelete
  16. Sepertinya seru juga yah berwisata ke tempat2 bersejarah :)
    Semoga menang yah mba ^__^

    ReplyDelete
  17. wah jembatan merah.. entah kapan ya terakhir gua kesana. udah lamaaa banget! hahaha

    ReplyDelete
  18. komplek pemakaman berusia 200 tahun ?
    wow, tua sekali ya mbak, sebuah situs bersejarah yang perlu di jaga kelestariannya ya mbak

    ReplyDelete
  19. Pertanyaan menggelitik: Cat merah di jembatan merah merknya apa? Dari dulu menggunakan satu merk cat atau diganti2? hehehe...

    Btw foto2nya keren Mbak Elsa.

    ReplyDelete
  20. aku baru tau sejarahnya kalo jembatan merah itu dulunya merah karena ceceran darah...berarti ini jembatan perjuangan yachh....

    wah Mbak Elsa keren nech artikelnya...smoga sukses di kontesnya Mbak Monda

    ReplyDelete
  21. Suka sama foto fotonya, kesannya spooky beneran padahal gambarnya diambil siang hari

    ReplyDelete
  22. *acungin tangan* dhe gk tahu lagu jembatan merah mbak :D

    itu warna jembatannya selalu merah yaa mbak?? kalo misal diganti warna kuning atau hitam gitu, namanya masih jadi jembatan merah gk??

    ReplyDelete
  23. liat foto ini malem2 agak serem juga yak :P
    tapi bagus nih foto2nya, as usual :D

    ReplyDelete
  24. waduh.. mimpi apa saya ya.. malam-malam bewe malah disuguhi kuburan Londo. hehehe

    Sukses Giveawaynya mbak

    ReplyDelete
  25. masalah indonesia tuh banyak kalau tentang mengurus situs budaya,yaitu banyak tangan jahil yang dengan sengaja mencuri & mengotori situs budaya tsb
    trus dari pemerintah juga kagak serius untuk merawat benda2 tsb,

    ReplyDelete
  26. kalau jembatan merah dicat biru boleh ga? :D

    *sayang memang situs warisan dunia suka dirusak sama anak bangsa

    ReplyDelete
  27. jembatan merah, yang warnanya tetap merah sampai sekarang ya?

    ReplyDelete
  28. ooh lagu jembatan merah itu memang ada cerita sungguhannya ya...

    ReplyDelete
  29. kayaknya seru yaa liburan sekaligus mengenang sejarah dulu

    ReplyDelete
  30. benar2 postingan yang menarik sekali mba...
    menambah wawasan saya,

    ReplyDelete
  31. Amavimus Amamus Amarimus, artinya: we loved, we love and we shall love..

    buka aja situsnya: http://www.kgbanswers.co.uk/what-do-the-latin-words-amavimus-amamus-amabimus-mean-in-english/3635133

    ReplyDelete
  32. mungkin maksudnya... Amavimus Amamus Amabimus ya mb,
    sayang nisan-nisan yang cantik itu kurang terawat, :(

    ReplyDelete
  33. Ahh...jadi teirngat foto hunting di makam bbrp tahun lalu, semoga pemkot Surabaya betul2 memperbarui pemakaman itu ya mba El..

    ReplyDelete
  34. agak serem, mbak. tapi menarik sekali. thanks for sharing. kalau aku ke sana, mbak jadi guide'nya ya :D

    ReplyDelete
  35. wah , kalai sendirian dijamin aku juga pasti ga bakalan berani, liat gambar-gambarnya aja cukup menyeramkan ya elsa. tapi sotynya dapet banget.

    ReplyDelete
  36. padahal monumen dan peninggalan sejarah dapat menjadi pelajaran kita di masa sekarang. seandainya terus dijaga.. :(

    ReplyDelete
  37. banyak peninggalan bersejarah yang ajib ajib, namun banyak yang kurang terawat, di kota saya juga...

    ReplyDelete
  38. gak di Surabaya, gak dimanapun yang namanya peninggalan sejarah di kita kyknya kurang terawat kebanyakan.. sayang bgt ya..

    ReplyDelete
  39. saya gak tahu lagu itu Mbak, kirian tadi malah itu puisi cinta yg Mbak buat, heheh

    itu jembatan Merah banyak yg tewas disitu?? iihh apa gk merinding serem gitu Mbak melintas disitu? trus itu makam2nya sayang banget ya, gk terawat gitu...

    ReplyDelete
  40. jembatan merah = jembatan yang mengingatkan perjuangan arek suroboyo....
    tapi kalo jembatannya di cat merah putih pie y mb...hehehehe

    ReplyDelete
  41. Aduh... aku ogah ah kalau harus "berwisata" di makam2 tua spt itu mbak... hehehe

    ReplyDelete
  42. ada yang tahu sejarahnya,,, di share juga dong,,,

    ReplyDelete
  43. fotonya keren2. saya cukup terhibur. walaupun, jujur nih, nggak membaca artikelnya. :)

    ReplyDelete
  44. Terhanyut aku seolah berwisata sejarah pulang ke kotaku... arek2 suroboyo maju terus pantang mundur, rawe-rawe rantas malang-malang tuntas.

    ReplyDelete
  45. indah ketika baca jembatan merah,ekhh pas kebawahnya baca makam belanda serem angker bener...

    ReplyDelete
  46. jembatan merah...
    aq blm pernah kesana

    kalau dilihat dari foto-fotonya
    sayang tempat bersejarahnya tdk terurus...

    ReplyDelete
  47. Buzzz Buzzz Buzzz
    lam kenal

    Photo dan tulisannya kerennn. pake camera apa?

    Salam Madu juga Sengat

    ReplyDelete
  48. kunjungan gan .,.
    bagi" motivasi
    keberuntungan selalu menghampri kita
    hanya saja kita yg trkdng tdk brfkir demikian.,.
    si tunggu kunjungan baliknya gan.,

    ReplyDelete
  49. sangat kental sekali nuansa mistisnya,,,,

    ReplyDelete
  50. Salam kenal mbak,
    Orang jombang ya? wah tiap pulang kampung pasti ngelewati kotanya mbak, suamiku asli nganjuk kalau aku surabaya.
    Aku ijin copy linknya ya mbak...
    Seneng dengan blognya yang kuninggg... cerah banget :D

    ReplyDelete
  51. keren juga tuch nama jembatannya.....
    aku suka hahaaa....

    ReplyDelete
  52. fotonya keren2. saya cukup terhibur. walaupun, jujur nih, nggak membaca artikelnya. :)

    ReplyDelete
  53. tempat yang banyak menyimpan cerita kehidupan,,,

    ReplyDelete
  54. jadi kepengen tinggal lagi di surabaya,,,, hmmm

    ReplyDelete
  55. Hal yang sama juga untuk bangunan candi. Diperbaiki mungkin sudah, tapi terasa setengah2...
    Dan alasannya pasti sama, yaitu dana.

    ReplyDelete
  56. kalau di Aceh ada tempat kuburan Belanda, namanya Kerkoff

    ReplyDelete
  57. saya punya teman yg tinggal di SBY, kebetulan sy suka fotografi, dan suka sekali foto makam kuno, jd bertanya ttg makan tua di SBY. teman sy menyebut Peneleh ini+segala isinya jg dilemanya. sy dgr dr dia pemerintah belanda, lbh spefisiknya mrk yg memiliki moyang disana memberikan dana utk merawat makam peneleh tsb akan tetapi setelah 5 thn lewat tnyt peneleh ttp seperti semula. tak terawat. mungkin mrk kapok kasih kita dana utk pelestarian daerah ini krn selama tahun2 yg ditunggu tidak ada perubahan signifikan yg terjadi malah katanya ttp jd tampat tunawisma dan pelacuran ilegal. begitu cerita teman sy. mohon informasi lebih lanjut mengenai hal ini. terima kasih

    ReplyDelete
  58. woow,,,tua sekali,,, sebuah situs bersejarah yang perlu di jaga kelestariannya tentunya,,

    ReplyDelete
  59. kunjungan pertama nih,,,salam kenal!

    ReplyDelete
  60. makam belanda <3 <3 <3
    indah sekali, aku pernah photo di sana...

    maaf...
    aku mau nanya dong...
    emang di makam yg banyak pilarnya itu menyimpan cerita apa???

    soalnya beberapa hari setelah aku take photo di makam yg banyak pilarnya itu, ada wanita belanda bergaun biru dtg ke mimpiku...

    beliau mempersilakan aku masuk ke dalam gedung itu,trus beliau melihat sebuah photo, mungkin caranya menunjukkan sesuatu, karena beliau tidak berbicara. trus beliau menyentuh bunga lily putih yg udah layu, dan alkitab di sebelahnya..

    setelah itu beliau keluar, aku mengikutinya, dan terbangun...

    karena
    aku melihat alkitab di mimpiku, aku mengirimkan doa untuk beliau....

    kalau berkenan, mohon di kasih tau ya kisah d balik gedung itu,
    soalnya belum sempet k surabaya lagi...

    terimakasih banyak :*

    ReplyDelete

jangan lupa baca Basmalah sebelum komen...
"Bismillahirrahmanirrahiiiiiiim......"

and please, ANONYMOUS is not allowed.