Thursday, June 28, 2012
Kelom Geulis KENG
Dahulu kala, Neng Geulis Sunda mungkin identik dengan kebaya dan batik warna-warni, payung tasikmalaya dan kelom kayunya. Sayangnya kini gambaran Neng Geulis yang seperti itu tidak bisa kita jumpai lagi sehari hari. Jaman sudah berubah, kebaya digantikan oleh kaos dan jeans sebagai pakaian seharu-hari. Payung Tasikmalaya apalagi.... ia kini hanyalah sebuah hiasan interior. Bagaimana dengan Kelom Kayu nya???
Kelom kayu khas sunda ini biasa disebut dengan Kelom Geulis (sandal kayu cantik) karena memang kelomnya sedikit genit, banyak hiasan ukiran maupun cat warna warni. Konon dahulu di Bandung ada 3 pembuat Kelom Geulis yang sangat sangat terkenal karena kualitas dan designnya. Tapi kini, dari 3 tadi hanya tersisa satu saja, yaitu Kelom Geulis KENG.
Kelom Geulis KENG kini dikelola oleh generasi ketiga keluarga Keng. Meskipun tertatih-tatih bertahan hidup, Kelom Geulis KENG tetap teguh menjaga kualitas dan design yang lain daripada yang lain.
Dari workshopnya, kita pasti bisa menilai betapa KENG bertahan melawan perkembawan jaman. Rumah sederhana tempo doeloe itu tampak terbenam karena diapit oleh bangunan-bangunan modern di sekitarnya. Bagitu masuk, kita langsung disambut oleh rak berisi kelom kelom geulis yang tertata rapi. Etalase di depannya masih tampak kokoh meskipun pasti umurnya tak muda lagi. Di sebelah kiri dipasang cermin besar, agak pembeli bisa melihat indahnya kelom saat dipakainya.
Aku dan Nona segera disambut oleh Mr Keng, sang generasi ketiga.
Awalnya agak takut, jangan jangan harganya selangit. Aku membuka pecakapan dengan sangat tololnya. "Yang paling murah, yang mana Pak?"
Beliau tersenyum dengan damainya, dan menjawab "Di sini tidak ada yang murah... dan tidak ada yang mahal. Semuanya biasa saja...tapi kualitasnya luar biasa"
Hehehehee.... jawaban yang sangat sangat tepat. Aku pun langsung percaya diri memilih milih kelom.
Ternyata.... Kita bisa memilih sendiri padu padannya. Kita memilih sendiri style kelom kayunya...lalu memilih sendiri hiasan atasnya yang terbuat dari kulit lembu. Waaah, benar-benar dibikin bingung. Tapi sangat puas karena semuanya adalah selera kami sendiri.
Setelah mantap dengan pilihan, Mr Keng langsung mengerjakan sendiri kelomnya. Disesuaikan dengan bentuk anatomi kaki kita lho....
Hanya butuh 5 menit saja, Mr Keng sudah menyelesaikan kelom pilihan kami. Beliau benar-benar seorang maestro kelom geulis.
Ingin berlama lama memilih kelom lagi, tapi apa daya... kami tidak ingin tertinggal pesawat. Setelah membayar, kami pulang membawa sapasang kelom geulis dengan hati yang sangat sangat puas. Suatu saat, kami pasti akan kembali lagi kesana....
Monday, June 25, 2012
Menjadi Bos yang Baik
Membaca postingan PakDhe Cholik yang berjudul Tiada Hari Selain Senen, membuatku tertawa kecil sekaligus merasa miris. PakDhe dalam postingan itu bercerita soal situasi kerja yang tidak menyenangkan karena adanya Bos/Pimpinan yang sukanya marah-marah melulu (Dalam bahasa jawa, diseneni artinya dimarahi). Dan tentu saja hal itu membuat anak buahnya merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja.
Pemandangan seperti itu pernah aku temui di sebuah toko besar di kawasan segitiga emas surabaya. Sebuah toko yang super sibuk, beromzet milyaran rupiah tiap bulannya, dipimpin oleh seorang Bos perempuan yang cantik sekali. Aku yakin, siapapun yang melihat bos itu pastilah merasa kagum. Bagaimana tidak... kulitnya seputih porselen, wajahnya cantik sekali mirip Liv Tyler, rambutnya panjang dan lebat dengan warna kecoklatan mirip rambut bintang film hollywood, pakaiannya selalu rapi dan enak dipandang, dan selalu anggun dengan high heels nya.
"I wanna be like her... I wanna be like her!" sahutku dalam hati.
Aku benar-benar mengidolakannya, aku ingin menjadi sepertinya. Menjadi Bos perempuan yang sukses menjalankan bisnis beromzet milyaran rupiah tiap bulannya, menguasai pasar indonesia timur, memiliki puluhan pegawai dan mampu senantiasa tampil cantik luar biasa. Aku tergiur....
Tapi sejenak kemudian...
Ada dua orang pegawaiinya datang menghadap. "Bu, itu kontainernya gak cukup".
Ibu Bos yang cantik langsung melotot, "Kok bisa gak cukup itu gimana? Dasar Goblok ngatur gitu aja gak bisa. Kemaren kan kita kirim kontainer juga ke Manado, barangnya sama persis, jumlahnya sama, tapi muat. Sekarang kok gak muat?? Kalo atur barang itu pake otak dong! Otaknya dikemanain??? Jangan asal masukin kontainer. Kalian ini goblok apa gimana sih? Saya gak mau tau, kamu bongkar itu kontainer, lalu masukin lagi sampai cukup!!!"
Astaghfirullaaah....
Impianku menjadi sepertinya serta merta menguap begitu saja. Benar benar hilang tak berbekas....
Tentu saja aku tidak ingin menjadi bos yang seperti itu, yang memarahi anak buahnya dengan kata-kata yang menyakitkan hati, dan dilakukan di depan banyak orang. Meskipun seandainya kita benar-benar orang yang bodoh, aku yakin tak seorangpun dari kita yang ingin dibilang bodoh.
Aku yang menyaksikan peristiwa itu saja merasa ikut sakit hati, padahal predikat "goblok" itu tidak ditujukan padaku. Tapi mendengarkan saja...rasanya dada ini ikut terbakar. Bagaimana dengan mereka... dua orang pegawai yang datang menghadap tadi... Jika saja aku digaji tinggi, tetapi setiap hari dikata-katain dengan perkataan yang buruk dan menyakitkan hati, tentu saja aku tidak akan betah bekerja berlama lama di tempat itu.
Menjadi bos itu gampang, semudah menjentikkan jari. Selama kita bisa menggaji orang, mempekerjakan orang, maka kita akan langsung menjadi Bos. Iya kan??
Tapi menjadi bos ternyata tidak bisa dianggap enteng. Bos, Majikan, Juragan, Pimpinan atau apapun sebutannya memiliki tanggung jawab yang tidak boleh dientengkan. Selain harus mencukupi kesejahteraan anak buahnya, seperti gaji tiap bulan, uang makan, jaminan kesehatan, dan lain sebagainya, seorang bos harus memiliki stok MAAF yang tidak terbatas.
Bukankah pelayan, anak buah, pegawai, karyawan apapun namanya... jasanya sudah teramat besar buat kita? Jika kita memperlakukan mereka dengan sangat-sangat baik dan layak, menganggapnya sebagai anggota keluarga kita sendiri, insyaAllah mereka juga akan tetap betah bekerja untuk membantu kita, dan mereka juga tidak akan ragu untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya.
Pemandangan seperti itu pernah aku temui di sebuah toko besar di kawasan segitiga emas surabaya. Sebuah toko yang super sibuk, beromzet milyaran rupiah tiap bulannya, dipimpin oleh seorang Bos perempuan yang cantik sekali. Aku yakin, siapapun yang melihat bos itu pastilah merasa kagum. Bagaimana tidak... kulitnya seputih porselen, wajahnya cantik sekali mirip Liv Tyler, rambutnya panjang dan lebat dengan warna kecoklatan mirip rambut bintang film hollywood, pakaiannya selalu rapi dan enak dipandang, dan selalu anggun dengan high heels nya.
"I wanna be like her... I wanna be like her!" sahutku dalam hati.
Aku benar-benar mengidolakannya, aku ingin menjadi sepertinya. Menjadi Bos perempuan yang sukses menjalankan bisnis beromzet milyaran rupiah tiap bulannya, menguasai pasar indonesia timur, memiliki puluhan pegawai dan mampu senantiasa tampil cantik luar biasa. Aku tergiur....
Tapi sejenak kemudian...
Ada dua orang pegawaiinya datang menghadap. "Bu, itu kontainernya gak cukup".
Ibu Bos yang cantik langsung melotot, "Kok bisa gak cukup itu gimana? Dasar Goblok ngatur gitu aja gak bisa. Kemaren kan kita kirim kontainer juga ke Manado, barangnya sama persis, jumlahnya sama, tapi muat. Sekarang kok gak muat?? Kalo atur barang itu pake otak dong! Otaknya dikemanain??? Jangan asal masukin kontainer. Kalian ini goblok apa gimana sih? Saya gak mau tau, kamu bongkar itu kontainer, lalu masukin lagi sampai cukup!!!"
Astaghfirullaaah....
Impianku menjadi sepertinya serta merta menguap begitu saja. Benar benar hilang tak berbekas....
Tentu saja aku tidak ingin menjadi bos yang seperti itu, yang memarahi anak buahnya dengan kata-kata yang menyakitkan hati, dan dilakukan di depan banyak orang. Meskipun seandainya kita benar-benar orang yang bodoh, aku yakin tak seorangpun dari kita yang ingin dibilang bodoh.
Aku yang menyaksikan peristiwa itu saja merasa ikut sakit hati, padahal predikat "goblok" itu tidak ditujukan padaku. Tapi mendengarkan saja...rasanya dada ini ikut terbakar. Bagaimana dengan mereka... dua orang pegawai yang datang menghadap tadi... Jika saja aku digaji tinggi, tetapi setiap hari dikata-katain dengan perkataan yang buruk dan menyakitkan hati, tentu saja aku tidak akan betah bekerja berlama lama di tempat itu.
Menjadi bos itu gampang, semudah menjentikkan jari. Selama kita bisa menggaji orang, mempekerjakan orang, maka kita akan langsung menjadi Bos. Iya kan??
Tapi menjadi bos ternyata tidak bisa dianggap enteng. Bos, Majikan, Juragan, Pimpinan atau apapun sebutannya memiliki tanggung jawab yang tidak boleh dientengkan. Selain harus mencukupi kesejahteraan anak buahnya, seperti gaji tiap bulan, uang makan, jaminan kesehatan, dan lain sebagainya, seorang bos harus memiliki stok MAAF yang tidak terbatas.
Bukankah pelayan, anak buah, pegawai, karyawan apapun namanya... jasanya sudah teramat besar buat kita? Jika kita memperlakukan mereka dengan sangat-sangat baik dan layak, menganggapnya sebagai anggota keluarga kita sendiri, insyaAllah mereka juga akan tetap betah bekerja untuk membantu kita, dan mereka juga tidak akan ragu untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya.
Artikel ini untuk menanggapi artikel BLOGCAMP
yang berjudul Tiada Hari Selain Senen
tanggal 25 Juni 2012.
Friday, June 15, 2012
Trans Studio Bandung 2
Gerbang masuk Trans Studio Bandung, foto diambil saat magrib. |
Sebelum berangkat ke Trans Studio Bandung, aku menyempatkan bertanya ke Mbah Google. Dari situ aku membaca 2 tulisan menarik soal tips menikmati Trans Studio Bandung sebagai pengantar. Silakan baca Disini dan Disana.
Berbekal informasi dan saran dari dua tulisan tadi, aku dan Nona sudah berada di loket pembelian Mega Cash pada pukul 9 pagi. Melihat banyaknya pengunjung yang mengantre, sempat terpikir olehku untuk membeli tiket VIP, tapi alhamdulillah hal itu urung dilaksanakan. Kami sengaja memilih hari senin untuk ke Trans Studio Bandung, dengan harapan jumlah pengunjung yang jauh dibawah jumlah saat weekend.
Datang tepat jam 9 pagi, ternyata membawa keuntungan sendiri. Kami leluasa melihat lihat, dan berfoto di beberapa spot cantik dengan suasana yang sepi. Kami juga sempat mencoba beberapa wahana sebagai peserta nomor satu, karena datang paling awal. Tapi tak lama kemudian... sekitar jam 10 hingga jam 11, pengunjung lain yang merupakan grup-grup besar mulai berdatangan. Trans Studio serta merta menjadi sangat crowded. Aku jadi mikir, gimana kalo weekend ya? atau ketika musim liburan anak anak sekolah???
Wahana ini namanya Vertigo, aku gak bakalan mau naik itu.... hehehhe... |
Aku belum pernah menikmati Trans Studio Makasar, jadi belum bisa membandingkannya dengan Trans Studio Bandung. Namun jika boleh membandingkan, aku akan membandingkannya dengan Universal Studio Singapore dan Dunia Fantasi Ancol. Trans Studio Bandung jelas kalah besar dan kalah luas. Mengangkat tema Indoor Park terbesar sedunia, hhhm... rasanya kok sempit ya? muter-muter lima kali juga belom capek tuh. Tapi keunggulannya, kita tidak perlu mandi keringat jika seharian bermain di sana.
Dari segi wahana permainan... hhm, menurutku Trans Studio sedikit mengecewakan. Tidak ada wahana yang baru. Dufan jelas lebih banyak pilihan. Tapi Yamaha Racing Coaster nya sip banget deh. Patut dan harus dicoba!!!
Kemudian dari segi tema, aku sedikit bingung dengan Trans Studio Bandung nih.... disana ada tiga tema, yaitu Studio Central, Lost City dan Magic Corner. Di Studio Central, kita akan dibawa ke kawasan holywood. Bangunan-bangunan berarsitektur khas film-film amerika, dengan tokoh tokoh macam Elvis dan Marilyn Monroe. Lalu di Lost City kita akan dibawa ke suasana hutan rimba, perpaduan antara Jurassic Park, Pirates of Carribean atau Indiana Jones. Sedangkan di Magic Corner, seolah oleh kita masuk ke Diagon Alley-nya Harry Potter.
Nona berfoto dengan Kakek Penyihir dan Peri?? (tinkerbell wanna be??) |
Nah, yang membuatku bingung adalah.... kok gak nyambung gitu loh... antara TransTv dan semua hal-hal yang berkaitan dengan film-film box office Holywood. Di Magic Corner, ada wahana rumah hantu yang dinamakan Dunia Lain. Tentu saja mengingatkan kita pada salah satu program transTv yang mengandalkan segmen Uji Nyali nya. Tapi di sebelahnya ada bangunan toko Magic Wand, yang menjual tongkat sihir. Lalu ada toko yang menjual broomstick. dan di tengah tengahnya ada sebuah kolam, seperti yang tampak pada foto di bawah ini. Kelihatan banget patung di sebelah sana adalah Harry Potter, tapi yang menjadi lawannya bukanlah Voldermort, melainnya lebih mirip Si Sirik (tokoh antagonis dalam kisah Dongen Oki dan Nirmala di majalah Bobo jaman dahulu kala). Dan untuk lebih menarik pengunjung... di area itu bersliweran beberapa orang dengan kostum menakutkan. Ada yang berkostum tengkorak, ada yang berkostum zombie. Nah lho.. makin gak nyambung kan???
Masalah nyambung-gak nyambungnya tema dengan isinya ini membuatku membandingkannya dengan Universal Studio Singapore yang OK banget jika dilihat dari kacamata tema yang dipakai. Sepertinya Universal Studio tuh lebih pantas memakai tema-tema holywood karena memang aslinya dari sana. Lha Trans Studio Bandung?? Kenapa tidak mengangkat tema lokal yang lebih indonesia aja. Mungkin satu satunya yang bertema indonesia banget hanyalah di Petualangan Si Bolang. Disini kita akan naik kereta kecil, berkeliling melihat aneka boneka yang ditata berdasarkan daerah-daerah di Indonesia. Tetap terasa kurang sip karena persis banget lah dengan Istana Boneka di Dufan. Malah mungkin lebih seru Istana Boneka di Dufan karena kita akan berkeliling di sungai buatan menggunakan kapal kecil.
Harry Potter, riding his broomstick |
Trans Studio Bandung juga menawarkan beberapa pertunjukan, sayangnya ketika kami kesana, salah satu pertunjukan di gedung broadwaynya yaitu Kabayan Goes To Holywood sedang libur. Jadilah kami hanya mendapatkan dua pertunjukan saja, yaitu Legenda Putra Mahkota dan Special Effects.
Menonton pertujukan Legenda Putra Mahkota seharusnya menjadi moment yang mencekam, mengharu biru maupun melongo karena kagum. Tapi... nggak juga tuh, hehehhee. Aku dan Nona lebih sering tertawa geli melihat para pemeran satwa, karena sering kali mereka bercanda sendiri sesama teman satwanya. Jadinya kurang serius gitu....
Tapi secara garis besar, pertunjukanya lumayan laaah.... Aku suka melihat para pemain nya yang geulis geulis dan kasep kasep tuh. heheheehee
Sementara pertunjukan Special Effects nya... Keren lah. Disini kita disuguhi atraksi beberapa pria yang memamerkan keahliannya freestyle, bermain dengan motor. Mulai dari ngebut, muter muter dengan motor, naik motor sambil berdiri, jungkir balik, lompat, dan lain sebagainya. Kurang cocok bagi anak anak kecil, karena suaranya yang memekakkan telinga, dan slogan "don't try this at home, at school, at mosque, and at everywhere deh pokoknya" sangat sangat berlaku. Banyak video di youtube tentang pertunjukan special effects action ini. Salah satunya bisa dilihat di sini.
Pertunjukan lain... hhm, semacam flashmob gitu, tapi cuman 2 orang pesertanya. Bisa disebut flashmob gak ya? hihihihihihiii...
Ketika kami sedang makan di salah satu resto, di sebelah kami duduk sepasang muda-mudi yang memadu kasih. (ciiieeeee bahasanya jadul banget yah) Nona sudah curiga, there's something wrong with that couple. Aku sih bodo amat mikirin tuh couple, lapar soalnya. Ternyata benar, gak lama kemudian mereka bertengkar. Si cewek lari ke jalan, sementara si cowoknya mengejar. Si cewek teriak teriak dan menampar si cowok.... lalu tiba tiba terdengar musik, dan pasangan yang bertengkar itu menari-nari di tengah-tengah pengunjung. Bisa bayangin kan???
Soal makanan... hhhm, siap siap mengeluakan uang banyak untuk yang satu ini ya. Karena begitu masuk ke Trans Studio Bandung, tas kita digeledah dengan sopan untuk mencari secuil makanan dan minuman. Tidak boleh ada makanan dan minuman dari luar yang masuk. Alias pengunjung dipaksa membeli makanan dan minuman di resto-resto yang ada di dalam Trans Studio Bandung, tentu saja dengan harga yang berlipat ganda. Hal yang lumrah dijumpai di lokasi lokasi wisata yaaa...
Nah, yang penting untuk diketahui lagi, beli makanannya tidak menggunakan uang cash, melainkan memakai kartu ajaib yang disebut Mega Cash. Kartu ini bisa diisi ulang, dan bisa diuangkan juga saldo sisanya. Jadi saranku, begitu masuk Trans Studio Bandung, kita akan dikasi satu Mega Cash. Saat itu juga Isi kartu itu dengan saldo yang mencukupi. Karena begitu kita antri membeli makanan.... jangan sampai saldo kita tidak mencukupi. Sehingga kita harus mengisi ulang dulu... dan balik lagi ke antrian paling belakang. Gak enak banget kan???
Sekarang tibalah saatnya untuk menulis satu hal yang positif, yang membuatku ikut bangga dengan adanya Trans Studio di Bandung. Meskipun aku bukan warga Bandung, bukan pula bagian dari Trans Corp... let me say this...
Ketika sedang duduk-duduk sambil mencari ide mau ngapain lagi di Trans Studio Bandung, aku bersebelahan dengan seorang ibu-ibu berkerudung khas wanita melayu. Aku menyapanya dan bertanya darimana asalnya. Beliau dari Malaysia, dan datang ke Bandung dengan keluarga besarnya. Tanpa kutanya, Beliau menambahkan betapa senangnya berwisata di Bandung. Menurutnya Trans Studio sangat menyenangkan dan bagus. Anak-anaknya sangat menikmati semua wahana disitu. Beliau juga bercerita betapa kalapnya belanja telekung bordir (mukena) di Pasar Baru yang dinilainya sangat sangat murah. Dan mengaku takjup dengan Tangkuban Perahu. Aaah.... somehow aku ikut bangga.
Sejak AirAsia membuka rute KL-Bandung, tentu saja makin banyak turis malaysia yang berbondong bondong datang ke Bandung. Aku menemukan mereka dengan jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit lho di Trans Studio Bandung.
Sementara di luar sana, maksudnya di luar Trans Studio Bandung, aku menjumpai banyaak sekali turis dari Malaysia, Singapore dan Thailand jalan jalan di Cihampelas. Bahkan di hotel, ketika sarapan pagi, sebagian besar meja di resto hotel dipenuhi oleh turis malaysia.
Hhmmm...... semoga ini awal yang bagus untuk kedepannya akan semakin banyak turis asing yang berlibur di Bandung. Kalo perlu Garuda Indonesia membuka rute penerbangan Kiev-Bandung, atau Greenwich-Bandung yaa... hehehhee
ini sebenarnya mau foto yang mana ya? kok orangnya gak kelihatan???? |
Oh ya... satu tips lagi, Karena Trans Studio Bandung adalah taman bermain dalam gedung, maka kita akan menemui banyak lampu-lampu gemerlap menghiasi setiap sudutnya. Jangan lupa... siapkan kamera lebih awal yaa... settingannya harus pas. Untuk kamera pocket pakai mode Night atau FireWork (itu kalo aku sih....).
Done... itu tadi sedikit laporan soal Trans Studio Bandung. Mohon maaf belum bisa mengunjungi teman-teman blogger di Bandung, karena aku hanya stay di Bandung 2 hari saja. Next time, pingin ke Bandung lagi... tapi tujuannya Lembang! aaamiiiiin aaamiiiin... doain yaaa....
antrian yang panjaaaaaaaang dan laaaaaaaaamaaaaaaaaaaaaa |
Sunday, June 10, 2012
What A Life...
this morning,
I have my hot tea in a beautiful yellow mug
and lots of chocolates ready to eat
also a present in front of me
Alhamdulillaaah
What a life....
I couldn't ask for more
Thank You God, for giving me such a beautiful life. And also thanks to the people who gave me those presents : yellow mug, chocolates and the samsung. Thanks to all of my family, my friends, and people around me...
Monday, June 4, 2012
Trans Studio Bandung 1
akhirnya...
nyampe juga di Trans Studio Bandung
cerita dan foto foto lainnya menyusul yaaa.....
( pinginnya posting sekalian sambil nungguin pertunjukan, tapi batre abisss...)
Sunday, June 3, 2012
sunday Morning
sunday Morning di bundaran HI....
Asyik juga ternyata, meskipun jalan kaki pagi pagi belom sempat sarapan....
Banyak orang tua bawa anak-anaknya menikmati car free day. Jadi pingin banget ajak Dija juga...
Suatu saat ya Nak...
aaaaaamiiiiiinnnn
**kangen Dija :'(
Subscribe to:
Posts (Atom)