Saturday, February 2, 2008

La Tahzan, Jangan Bersedih



La Tahzan paling keren deh! believe me, buku ini jauh lebih bagus daripada Chicken Soup, atau buku buku sejenis yang bertujuan membangkitkan motivasi.
Pasti semua orang pernah bersedih. karena kehilangan sesuatu, mendapat musibah, karena mendapatkan sesuatu yang menyakitkan, atau bertemu dengan hal-hal yang tidak mengenakkan di dunia ini. La Tahzan, mampu merangkum semuanya dalam satu buku yang sangat inspiratif banget. rasanya Pak Aidh (yang fotonya ada disini, memamerkan buku hasil karyanya) bicara dengan lembut ke kita, menyadarkan dan membuka mata kita, bahwa masih banyak hal lain yang bisa membahagiakan. masih banyak karunia Allah yang luarbiasa membahagiakan, namun kita lupakan. terima kasih ya Pak Aidh al Qarni, sudah menulis buku seindah ini, yang membuat para pembacanya merasa bahwa buku ini ditulis khusus untuk mereka. hebat banget deh!!

aku pingin banget bilang terima kasih sama Yuyus di Singapore, yang kirim buku La Tahzan di saat yang benar-benar tepat. beberapa bulan setelah peristiwa kebakaran, di saat aku benar-benar down karena telah merasa kehilangan segala-galanya.


tapi setelah baca La Tahzan, rasanya bak kena temparan keras. mungkin Allah bilang "nih orang gak pernah bersyukur banget sih?!" hehehehe.... astaghfirullah... ampuni hambamu yang kurang bersyukur atas nikmatMU ya Rabb!

coba buka halaman 121 : "semua musibah yang menimpa diri Anda adalah penghapus dosa-dosa". mungkin memang benar, musibah kebakaran yang melenyapkan harta bendaku (such as: koleksi buku-buku, koleksi tas kulit, koleksi jilbab, koleksi macam-macam deh...) merupakan penghapus dosa-dosaku yang mugkin kurang berzakat,kurang bersedekah, kurang berinfaq, kurang sering berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu. kurang bersyukur deh intinya!!

atau halaman 449-450. ada sebuah kisah menarik.

Allah Akan Menggantikan yang Hilang Dengan yang Lebih Baik. Ibn Rajab pernah bercerita tentang seorang ahli ibadah yang sedang berada di Makkah. Dia kehabisan bekal dan kelaparan. Tubuhnya limbung, ketika berjalan di salah-satu gang kota Makkah, dia mendapatkan sebuah kalung yang sangat mahal harnganya. Diambilnya kalung itu dan dimasukkkannya ke dalam saku, lalu pergi ke Masjidil Haram. Tiba tiba ada seorang lelaki yang mengumumnkan bahwa dirinya telah kehilangan kalung. Orang yang kehilangan kalung itu menjelaskan bagaimana bentuk kalung yang hilang itu. Ternyata semua keterangan mengacu pada kalung yang ditemukan orang tersebut. “Saya berikan kalung itu kepadanya namun dengan syarat memberikan imbalan kepada saya. Kalung itu pun diambilnya, dan pergi begitu saja tapa ucapan terima aksih, atau dengan memberikan satu dirham, sepatah kata, maupun memberikan apa saja. Ya Allah, aku biarkan semua itu untuk-Mu,maka gantilah untukku sesuatu yang lebih baik darinya” kata orang yang menemukan kalung.

Kemudian ia pergi ke laut, dan menumpang sebuah perahu. Setelah di laut, tiba-tiba angina bertiup kencang sekali,dan perahu yang ditumpanginya itu pun karam. Akhirnya dia mengapung-apung di atas air dengan sebatang kayu yang dimainkan angin ke kiri dan ke kanan, hingga akhirnya terdampar di sebuah pulau. Ia kemudian turun ke daratan. Di pulau itu dia mendapatkan sebuah masjid dan orang-orang yang sedang melakukan sholat. Dia pun ikut sholat bersama mereka.

Di masjid itu dia menemukan lembaran-lembaran kertas setelah dibacanya ternyata ayat-ayat Al Quran. Salah satu dari mereka bertanya kepadanya, “Apakah anda sedang membaca Al Quran?”

“Ya” jawab orang itu. Kemudian penduduk pulau itu berkata, “Ajarilah anak-anak kami Al Quran”. Dia pun setuju mengajarkan AL QUran kepada mereka dengan dibayar.

Kemudian dia menuliskan tulisan arab, dan orang-orang pun bertanya lagi. “apakah anda bisa mengajari anak-anak kami tulis menulis?”

Jawabnya “Ya”. Maka ia pun mengajari anak-anak mereka dengan menerima bayaran.

Orang-orang di pulau itu kemudian bercerita, bahwa di tempat itu ada seorang perempuan yatim, anak dari seseorang yang sangat baik. Kini orang tuanya meninggal dunia. “Apakah anda mau menikahinya?” Tanya orang-orang kemudian.

Dia menjawab “Tidak apa apa”. Dan dia pun akhirnya menikah dengan perempuan yatim tersebut. Ketika masuk kamarnya, di hari pertama, dia melihat kalung yang pernah dia temukan itu melingkar di leher istrinya.

Maka dia pun bertanya,”Bagaimana kisah tentang kalung ini?”. Si Istri itu pun kemudian bercerita. Dalam cerita itu disebutkan bahwa ayahnya suatu waktu pernah menghilangkannya di Makkah. Kata si Ayah kepadanya, kalung ini ditemukan oleh seorang lelaki yang kemudian diserahkan begitu saja kepadanya. Sepulang dari Makkah, si Ayah selalu berdoa dalam sujudnya semoga Allah mengaruniakan suami buat anak perempuannya seperti lelaki yang menemukan kalung itu. Di akhir ceritanya, si suami menyergah, “Sayalah laki-laki itu”.

Sekarang kalung itu berada di sisi laki-laki itu dengan status halal. Dia telah meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah pun menggantikannya dengan yang lebih baik.
“Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali sesuatu yang baik”.

hhhm... banyak hal yang bisa kita dapat dari kisah ini. aku pingin banget share sama May, sahabatku tersayang. this story is just for you, May. jangan sedih karena kehilangan calon suami, karena Allah pasti akan menggantikannya dengan calon suami yang jauuuuuh lebih baik dari dia. hehehehee....

ayo May...jangan bersedih. well, aku juga pingin bilang; Ayo Elsa, jangan bersedih. hidup ini indah. karunia Allah sudah luar biasa banyaknya, tak sepatutnya kita bersedih hanya karena tidak mendapatkan (hanya) satu hal yang kita mau.

(PS: buat Yuyus, thanks juga buat Le Petite Prince nya. thanks thanks thanks.....)

1 comment:

jangan lupa baca Basmalah sebelum komen...
"Bismillahirrahmanirrahiiiiiiim......"

and please, ANONYMOUS is not allowed.