Friday, August 22, 2014

Satu Senja di Bosphorus



Postingan ini mungkin bisa dibilang sebagai postingan kadaluarsa karena berisi rekaman perjalanan hampir setahun yang lalu. Yaaah, mau gimana lagi, aku sok sibuk akhir akhir ini, dan sempat mempertanyakan tujuan ngeblogku, jadi memilih untuk libur dulu selama tiga bulan. Tapi sekarang keinginan ngeblog muncul lagi. Meskipun mungkin blog ini udah gak ada yang baca, hehehehe..... tapi thats fine. Aku cuma mau mengajak teman-teman blogger yang sudah mampir kesini untuk menikmati satu senja di Selat Bosphorus Turki, semoga berkenan.





Selat ini termasuk fenomenal, karena membelah satu negara --yaitu Turki-- menjadi dua benua. Satu bagian berada di Asia, dan satu bagian lagi berada di Eropa. Sebagian besar penduduk Istanbul setiap hari menyeberangi jembatan ini, baik menggunakan kapal feri maupun mobil dengan melewati jembatan, karena kebanyakan kantor kantor berada di wilayah eropa, dan rumah rumah tinggal kebanyakan berada di wilayah asia. Jadi ketika siang mereka berada di Eropa, malamnya pulang ke Asia. Hehhehehe.... hebat bener ya....

Aku yang juga tinggal di Asia, butuh puluhan tahun bisa menginjakkan kaki di bagian eropa itu, sementara orang orang Istanbul dengan mudahnya bermigrasi setiap hari dari Asia ke Eropa.


Selat Bosphorus ini ramai sekali, tepat berada di pusat kota. Kebetulan kami menikmati satu senja di Bophorus  saat saturday night alias malam minggu. Kelihatannya masyarakat Istambul pada keluar rumah semua, untuk menikmati waktu bersama keluarga di luar rumah. Banyak sekali taman-taman kota dipenuhi keluarga keluarga besar yang piknik bersama. Begitu juga di sekitar Bosphorus. Mereka yang berduit memenuhi cafe-cafe di sepanjang tepi Bosphorus, sementara yang lebih sederhana bisa membawa bekal sendiri lalu berpiknik ria. Seperti keluarga di bawah ini, mereka bahkan membawa serta bayi mereka yang masih sangat mungil. Duduk melingkar di tepi Bosphorus, membeli makanan di kaki lima, berkumpul hingga senja usai. Menyenangkan sekali tampaknya.




Aku dan Ibu berhasil menaiki kapal wisata yang akan membawa kami menikmati Bosphorus tepat waktu, sekitar satu jam sebelum matahari terbenam. Langit masih biru  terang, udara juga masih cukup sejuk. Kami memilih duduk di bagian kapal paling atas, agar bisa menikmati pemandangan tiada batas, sambil tak berhenti mengucap Alhamdulillaaah...

Bosphorus ini sangat lebar, lalu lintas kapal kapal besar juga sukup ramai. Ada kapal pesiar, ada feri, ada bosphorus cruise yang berukuran sedang, ada kapal kapal lebih kecil penjual makanan berbahan dasar ikan, aku juga melihat kapal perang besar melintas di sini.



Beginilah  penampakan bagian paling atas dari Bosphorus Cruise yang kami tumpangi. Ketiga sisi, kanan kiri dan belakang dipenuhi tempat duduk, sementara di bagian tengah ada meja bulat yang menempel pada lantainya. Di depan ada semacam mini bar, dimana penumpang bisa menikmati minuman dan makanan kecil. 

Di lantai bawah, kondisinya lebih tertutup. Dikelilingi jendela jendela kaca yang bisa dibuka dan ditutup. Ruangan dipenuhi meja bundar besar dan ada kursi kursi, mirip restoran.



Kapal kami pun berjalan, dan guide kapal mulai menjelaskan hal hal menarik di kanan kiri kapal yang bisa kami nikmati, tentu saja dalam bahasa inggris. Namun suasana romantis dan keindahan pemandangan lebih menarik daripada memperhatikan penjelasan dari Guide. Aku menikmati air selat , langit, dingginnya udara dan kepakan burung burung yang terbang di atas kami. Aku menikmati bangunan bangunan di sepanjang dataran yang kami lewati. Aku menikmati keindahan Bosphorus. Juga saat kami melewati jembatan yang mengingatkanku pada Jembatan Suramadu, hehehheee...... 






can you see the moon ???
Senja mulai datang, bulan juga sudah muncul. langit jadi semakin indah.
dan aku ??

mulai menggigil.




This is my favorite
 Lampu lampu mulai menyala, langit juga mulai gelap. Lagi lagi aku merasa beruntung bisa menikmati Bosphorus dalam keadaan terang dan gelap, sore dan malam. Tapi lama kelamaan, aku merasa kehilangan keberuntungan, lalu dihantui perasaan menyesal. Kenapa tadi memilih duduk di lokasi paling atas??  akibatnya jadi benar benar menggigil kedinginan. Turis yang lain sudah memenuhi dek bawah, area yang lebih tertutup pastinya, aman dari angin dan udara yang benar benar dingin. Hiks....

Aku bertanya pada kru kapal kapan perjalanan kita akan berakhir, mereka bilang sebentar lagi kita akan berlabuh. Jadi yang aku lakukan hanya bersabar, dan berpelukan dengan Ibuku agar lebih hangat. Aku pikir, ini sangat romantis. Berdua dengan Ibu menikmati warna warni lampu kota istambul. Subhanallooh....


Dolmabahce Palace


(bukan) Blue Mosque


Semoga teman-teman blogger bisa menikmati juga satu senja di Bosphorus meskipun kali ini cuma dengan foto foto ya...