Friday, January 30, 2009

RoomMate

Adikku bawa DVD, judulnya RoomMate. begitu tau kalo film ini dari Iran, aku langsung tertarik. terakhir nonton film iran... sudah bertahun-tahun yang lampau, judulnya Children Of Heaven. bagus banget...
dan setelah nonton RoomMate, aku menilai kalo film ini layak tonton!!! pantas di promosiin deh... ke teman-teman yang belom nonton...


kisahnya tentang seorang gadis, Mahsa yang terpaksa harus kuliah lagi satu semeter karena nilai jelek. bertahan di tempat kost tidak mungkin lagi karena sang pemilik kost hendak menggunakan kamar itu untuk saudaranya yang akan datang. sementara mencari tempat kost lain juga tidak semudah yang dibayangkan. akhirnya Mahsa menemukan celah, ketika sahabatnya, Janieh, menawarkan tempat tingga sementara di rumah salah seorang sahabat Janieh. yaitu Ny Fahrie yang berencana akan pergi ke luar negeri selama 6 bulan, dan sedang mencari orang untuk menjaga rumahnya. sayangnya, Ny Fahrie pasti akan menolak jika seorang gadis sendirian menjaga rumahnya. kecuali gadis itu sudah memiliki suami.

maka Mahsa dan Janieh mencari suami pura-pura agar bisa menempati rumah Ny Fahrie secara gratis. setelah menyeleksi banyak lelaki, Mahsa terpaksa memilih Jamshid. jadilah mereka bertiga ke rumah Ny Fahrie, dan alhamdulillah Ny Fahrie bisa dibohongi.
hari pertama, Mehsa begitu bersuka ria menempati rumah Ny Fahrie yang indah. dia menyuruh Jamshid pulang, sehingga Mehsa bisa tinggal sendirian.
tapi masalah datang ketika Ny Fahrie gagal pergi gara-gara visanya ditolak.

Mahsa kelimpungan. mau tidak mau, dia harus membujuk Jamshid agar kembali tinggal di rumah Ny Fahrie sebagai suami pura-puranya. padahal hal itu sangat tidak mungkin.
di Iran, budaya tinggal serumah dengan yang bukan muhrim sangat dilarang, baik oleh hukum agama maupun hukum sipil di negara itu. orang yang ketahuan tinggal serumah dengan yang bukan muhrimnya, hukumannya sangatlah berat.

konflik inilah yang ditawarkan oleh film produksi 2008 ini. bagaimana Mahsa dan Jamshid hidup bersama padahal bukan muhrim. dan bagaimana mereka berdua menutupi kebohongan itu di depan Ny Fahrie... sampai akhirnya semua ketegangan di film ini memuncak ketika Ayahnya Mahsa datang berkunjung dan berniat menginap satu malam.
akankah mereka berhasil mengelabui semua orang?

hahahahahaa...
asal tau aja ya, film ini lucu sekali. percaya deh, aku sendiri sampai terpingkal-pingkal nontonnya.

kekonyolan-kekonyolan Mahsa dan Jamshid...
dan style yang completely beda sama film film holywood benar-benar menyegarkan.

apalagi endingnya, menurutku sangat luar biasa indah! bagi pecinta sinetron atau dongeng-dongeng klasik, mungkin gak bakalan suka dengan endingnya. tapi bagi yang bosen dengan sinetron atau film-film indonesia, maupun film-film holywood, dijamin bakalan suka sama endingnya.

dan yang lebih asyik lagi, gaya berjilbabnya Mahsa keren banget. buat para gadis berjilbab, kayaknya gaya Mahsa bisa dicontek tuh. keren abiiissssssssss!!!

Thursday, January 29, 2009

Parking Area : Women Only

beberapa hari yang lalu, waktu belanja di Carrefour......
aku baru tau kalo disana ada yang namanya tempat parkir khusus wanita. meskipun sudah berkali-kali ke sana... tapi aku baru tau yaaa kemaren itu! kelihatan banget ya kalo kurang peka terhadap lingkungan! hiihihi

pas masuk basement, tukang parkirnya langsung menyuruhku parkir di situ. aku jadi terheran-heran begitu aku tau si tukang parkir menggiringku untuk memarkirkan mobil di situ. oooh, ternyata ada khusus yang buat wanita.

ada dua tanggapanku.
yang positif:

baguslah, tempat parkir khusus wanita ini lokasinya dekat banget sama pintu masuk. dan dekat banget sama tempat tunggu supir... juga dekat banget sama pos penjaga. jadi kalo dari segi keamanan, lebih terjaminlah. apalagi kalo malam-malam dan sendirian pula. iya kan?

yang negatif:
kenapa harus dibedakan... wanita pengemudi sama "yang bukan wanita" pengemudi ??
bukankah selama ini kami kaum wanita berjuang agar mendapatkan posisi yang sama ... dan tidak lagi dipandang sebelah mata?
aku jadi ingat, ketika dulu aku belajar nyetir mobil, diajarin sama supirku. waktu kamu jalan ke surabaya, di depanku ada mobil lain yang jalannya pelan, dan kesannya hati-hati sekali. supirku langsung bilang :
"Ah, pasti yang nyetir cewek"

eh ternyata bener. waktu aku tanya kok dia bisa tau. dengan entengnya dia jawab, cewek itu kalo nyetir gak bakal sepinter dan selihai cowok. dari cara nyetirnya, dari jauh dah kelihatan, yang nyetir cowok atau cewek. nah lho....

aku yakin, supirku itu gak kenal sama Alex Asmasubrata yaa....

balik lagi ke parkir khusus wanita tadi, jadi aku pikir...apa iya begitu?
apa iya, karena kebanyakan wanita pengemudi itu gak selihai pengemudi lain sehingga diberi tempat yang khusus dan lebih mudah?
berarti pelecehan dong?

tapi setelah dipikir-pikir lagi...
(harap maklum, kemampuan otak elsa emang segini. agak lama kalo mikir....)
dan berusaha membuang jauh-jauh segala pikiran negatif dan nafsu untuk marah, hehehehe
akhirnya aku jatuh pada kesimpulan:

area itu dibuat khusus wanita untuk mengistimewakan kaum wanita.
biar gak usah jalan jauh-jauh dari dan ke pintu masuk tempat belanja.
biar gak bingung cari mobil, soalnya dari pintu keluar langsung kelihatan.
biar gak susah kalo bawa belanjaan banyak dan berat.
biar aman, meminimalkan segala potensi bahaya.
biar beda....
karena memang wanita harus dibedakan secara istimewa.

hehehehehehee...
(sudah cukuplah menghibur diri...)

Tuesday, January 27, 2009

Banana...

that was my breakfast this morning...
2 slices of banana
and now...
at 9 am
i'm starving
again!

Saturday, January 17, 2009

Cerita Natal

Beberapa hari sebelum natal 2008, Mrs D datang ke toko menemui ibuku untuk meminta bantuan. Mrs D adalah seorang wanita berusia 60-an, seorang pengurus gereja dan juga merupakan pelanggan setia toko mebel kami sejak lama. Seingat ibuku, semua perabotan di rumah Mrs D, dibeli di toko kami. Begitupula beberapa perlengkapan gerejanya.

Setahun yang lalu, Mrs D melapisi seluruh permukaan lantai gereja dengan karpet yang dibeli di toko kami. Dan kini, tampaknya karpet tersebut semakin kotor. Mrs D bertanya pada ibuku, bagaimana cara membersihkan karpet-karpet tersebut. Ibuku dengan senang hati bersedia menolongnya. Maka dibuatlah janji, kapan ibuku bisa ke gereja untuk menunjukkan cara membersihkan karpet, dan meminjamkan vacuum celanernya. Mereka pun sepakat, besok.

Esoknya, ternyata toko kami begitu ramai dipadati pembeli. Seluruh pegawai kami sibuk melayani pembelinya masing-masing. Ibu bingung karena sudah terlanjur punya janji dengan Mrs D. akhirnya ada satu pegawai kami yang tampaknya sudah selesai melayani pembeli, tanpa berpikir panjang Ibu langsung mengajaknya pergi.

Namanya Hadi, pegawai kami ini masih tergolong muda. Mungkin usianya baru menginjak awal 20-an. Dia sangat santun dan selalu terlihat tulus jika mendapatkan tugas, tidak pernah menolak apalagi membantah. Diantara pegawai-pegawai yang lain, Hadilah yang terkenal paling agamis, karena itu dia dipanggil dengan julukan “ustad”. Sholat nya sangat rajin, dan kerap berpuasa sunnah.

Ketika Ibu mengajaknya pergi, Hadi tidak menolak sama sekali. Juga tidak bertanya apapun. Langsung pergi mengikuti ibu.
Dan ternyata, Ibu mengajaknya pergi ke gereja. Sesampainya di sana, Ibu langsung meminta Hadi mengajarkan cara mengoperasikan vacuum cleanernya kepada para pengurus gereja. Sementara ibu mengajari Mrs D cara menghilangkan noda pada karpet.

Ini baru pertama kali dalam seumur hidupnya, Hadi memasuki gereja. Hatinya sungguh berkecamuk. Tangannya gemetar dan berkeringat dingin. Apalagi Ibu memberinya tugas membersihkan gereja. “Astaghfirullah, aku ini jarang membersihkan masjid, kok sekarang malah harus membersihkan gereja?” batinnya. Hatinya ingin menolak pekerjaan ini, tapi sebagai pegawai yang baik, ia tidak bisa menolak.

Semakin lama, Hadi semakin merasa tersiksa. Jantungnya berdegup semakin kencang. Tangan dan kakinya semakin gemetar…. Ia tak bisa menahan lebih lama lagi. “Aku tidak kuat!” pikirnya. Hadi melihat kiri kanannya. Tak seorang pun memperhatikannya. Ia pun memutuskan untuk pergi. Meninggalkan gereja begitu saja, meninggalkan vacuum cleanernya, meninggalkan ibu.

Berjalan kaki, dengan pikiran kalut dan rasa bersalah yang teramat sangat, dia kembali pulang ke toko. Sesampainya di toko, dia langsung pergi ke belakang, ke kamarnya. Dan berusaha mendamaikan tubuh, pikiran dan hatinya. Pegawai-pegawai yang lain bingung melihat Hadi saat itu. Sudah tahu toko sedang ramai, kok malah ngeloyor pergi.
Baru 5 menit tiduran, Hadi memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Ia beranjak dari tempat tidurnya, pamit ke Abah dan pamit ke pegawai-pegawai yang lain dengan alasan sakit.

Sementara, Ibu yang sudah selesai memberi pelajaran kepada Mrs D, hendak pamit pulang. Ketika akan mengajak Hadi pulang, Ibu kebingungan karena Hadi sudah tidak ada. Kata beberapa pengurus gereja, Hadi terlihat pergi begitu saja, tanpa pamit. Setelah memohon maaf, Ibu pun pulang. Vacuum cleanernya sengaja di tinggal di gereja agar para pengurus gereja bisa meneruskan sendiri pekerjaan membersihkan karpet tadi.

sesampainya di toko, ibu mencari Hadi dan mendapati kenyataan bahwa Hadi sudah pamit pulang kampung dalam keadaan sakit. Tangannya gemetar, badannya demam, wajahnya pucat dan gugup nya minta ampun. Ibu pun langsung tahu, bahwa memilih Hadi untuk membantunya di gereja tadi merupakan sebuah langkah yang sangat salah. Ibu menyesal, kenapa tadi langsung “comot” saja, ketika mengajak Hadi. Kenapa tidak mengajak pegawai yang lain, yang tidak terlalu “kuat iman” nya. Kami pun tidak pernah menduga, kalau Hadi langsung sakit ketika diajak membersihkan gereja.

Hhm….
Aku melihat 2 hal yang berbeda dari cerita ini.
Di satu sisi, aku mengagumi kepribadian Hadi, bagaimana ia menolak membersihkan rumah ibadah umat beragama lain dengan segenap tubuh, pikiran dan hatinya. Habluminallah nya tinggi sekali.
Di sisi lain, aku mempertanyakan jiwa sosialnya. Dimana habluminannas nya ya?

Thursday, January 15, 2009

Karpet untuk Sholat


Sebuah keluarga besar dari Nganjuk datang memenuhi tokoku. Mereka hendak membeli karpet. Sang Ibu memilih karpet untuk ruang tamu. Sang Ayah memilih untuk kamar tidurnya. Dan si anak pun turut memilih-milih karpet. Setelah sekian lama, Ayah dan Ibunya telah menentukan pilihan, dan si anak juga rupanya sudah memilih karpet berbulu tebal.

“Bu, ini aku ya?” pinta si anak sambil menunjuk karpet pilihannya.
“Hah? Buat apa kamu beli karpet?”
“Ya buat di kamar, ...”
“Buat sholat ya? Kalo kamu janji buat sholat ya gak apa-apa...nanti Ibu belikan”
“Gak Mau ah......Ibu juga gak pernah sholat kok!” jawabnya polos.

Bukan hanya ibunya yang terhenyak dengan jawaban si anak. Aku pun kaget bukan main. Sementara Sang Ibu, wajahnya langsung merah, dan sedetik kemudian tertawa, mencoba mengalihkan perhatian kami semua.

Jadi, buat para orang tua di luar sana....pernah kan mendengar nasihat :
Jangan pernah menyuruh anak melakukan sesuatu jika hal itu tidak bisa kalian lakukan...
Jangan pula melarang anak melakukan sesuatu jika hal itu masih kalian lakukan....

Ternyata itu benar adanya!!!