Wednesday, February 15, 2012

Dija and Her Emma Dress



Alhamdulillaaaah..... selesai satu lagi proyek baju Dija, namanya Emma Dress.



Januari lalu, Jess dari Craftiness is not Optional membuat  "sew along" sebuah dress yang lucu sekali. Pertama kali melihatnya, aku langsung jatuh cinta. Jess membuat 3 postingan step-by step cara menjahitnya, teman-teman bisa mengikutinya dengan sangat mudah.


Keunikannya terletak pada kancing bukaan depan yang agak ke samping, dan krah baju yang asimetris.
Tapi... ada sedikit kesalahan waktu aku membuat Emma Dress untuk Dija, bukaan depannya kurang ke samping, jadi terlihat seperti di tengah.


Kiri: Emma Dress by Jess Craftiness is not Optional
Tengah : Emma Dress by Kalleen At Second Street
Kanan : Emma Dress by Elsa Yellowlife



Bahan yang aku pakai adalah kain batik. Aku menemukan kain batik ini di sebuah toko serba ada. Kain batik stok lama yang murah sekali, 2 meter cuma 30 ribu. Kualitas kainnya tidak terlalu special, hanya saja menurutku motif dan coraknya cukup unik. Aku tidak tahu, pola batik ini ciri khas daerah mana? Ada yang tahu??

Menurutku sih... lebih mirip warna-warna khas papua... atau kalimantan gitu.
Namun setelah bajunya jadi dan dipakai Dija, Abahku bilang bajunya mirip baju adat Kirgyzstan. Hahahahaa






Oh ya, sekaligus ingin menjawab pertanyaan Arman dalam postingan sebelumnya, tentang apakah aku selama ini menjahit baju Dija tanpa mesin. Hehehee... tentu saja menjahitnya pakai mesin jahit. Sebelum mendapatkan   mesin jahit hibah dari jepang, di rumah sudah ada satu mesin jahit Janome. Mesin jahit inilah yang dipakai bergantian dengan Ibuku. Alhamdulillah setelah ada mesin jahit hibah, kini tidak perlu berebut mesin jahit lagi.
Emma Dress masih setengah jadi ketika mesin jahit hibah dari jepang datang. Dan diselesaikan dengan mesin jahit yang dari Jepang. Begitu ceritanya....

Monday, February 13, 2012

Menjahit Kebaikan dengan Mesin Jahit

Alkisah di kota Yokohama, Negeri Sakura, seorang wanita berkewarganegaraan Jepang sedang bergembira karena sebentar lagi dia akan pindah ke Amerika. Hari itu, dia berniat membuka Garage Sale, mengobral seluruh perobotan rumahnya. Semuanya dijual murah, hanya agar barang-barang itu tidak terbengkalai begitu saja sepeninggalnya ke amerika nanti. 

Tak jauh dari rumah wanita jepang itu, tinggallah Mrs Susan, Ibu muda yang cantik berkewarganegaraan Indonesia. Tak sengaja lewat di depan tulisan Garage Sale, Mrs Susan langsung tertarik. Siapa yang tidak ingin mendapatkan barang-barang bagus dengan harga jauh di bawah normal??

Benar saja, tak lama kemudian, Mrs Susan berhasil membawa pulang sebuah mesin jahit yang masih sangat baru dengan harga sangat-sangat murah. Niat untuk belajar menjahit demi suami dan putri tercintanya sudah ada di awang-awang. Mrs Susan pun pulang dengan senyum lebar, menenteng mesin jahit mungilnya.




Tersebutlah Mr Farid, Seorang sahabat, Mahasiswa Indonesia yang tinggal di Tokyo menelpon Mrs Susan malam harinya. Dengan hati gembira, Mrs Susan tak lupa bercerita soal mesin jahitnya yang sangat murah tadi. Mr Farid pun ikut senang dengan keberuntungan sahabatnya itu.

Dengan maksud membagi kesenangan, beberapa hari setelah itu, Mr Farid yang sedang chatting dengan seorang pengangguran penyuka warna kuning dari Jawa Timur Indonesia tak lupa untuk menceritakan kisah Mrs Susan dan mesin jahit murahnya. Si Kuning mania yang sok tau dan ngaku-ngaku bisa menjahit itu langsung meneteskan air liurnya... Dia benar-benar ingin mendapatkan keberuntungan serupa.

Dan iseng iseng berhadiah, Si Kuning mania itu pun berpesan kepada Mr Farid, jika menemukan mesin jahit di garage sale lagi, Si Kuning mania nitip minta dibeliin. Mr Farid yang baik hati dan sangat suka menolong tak kuasa menolak.

Tak lama kemudian, Mr Farid kembali mengontak Mrs Susan, menyampaikan pesan Si Kuning tadi. Jika ada garage sale lagi... jika ada mesin jahit murah lagi... Si Kuning dipastikan sangat berminat. Mrs Susan yang cantik hanya manggut-manggut tanda mengerti.


Mrs. Susan belajar menjahit dengan tekun. Dia berhasil membuat beberapa tas cantik untuk Zia, putri kecilnya yang pandai. Tapi beberapa bulan berjalan, Mrs Susan menyadari, passionnya bukan dalam hal jahit menjahit. Dia lebih menikmati bergelut dengan aneka masakan di dapur. Akhirnya Mrs Susan memutuskan untuk menghibahkan mesin jahitnya ke Si Kuning di Indonesia. Mr Farid kemudian memberitahukan berita ini ke Si Kuning di Indonesia. Dan tentu saja... mendengar hal itu, Si Kuning langsung tak bisa berhenti tersenyum. Layaknya pemenang-pemenang kuis di televisi yang berhasil mendapatkan hadiah jackpot.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana mengirimkan mesin jahit ini ke Indonesia?

Mr Farid memutar otaknya. Mencari informasi ke banyak jasa pengiriman, melalui laut maupun udara. Menghubungi beberapa teman Indonesia di Jepang. Namun tak ada yang bisa menjamin mesin jahit tidak mengalami bantingan-bantingan ringan maupun berat selama dalam perjalanan. Mr Farid khawatir atas keselamatan mesin jahitnya. Sementara Si Kuning tetap tak bisa berhenti tersenyum membayangkan mesin jahitnya sedang terbang dibawa bidadari dari kahyangan....



Beberapa hari memikirkan pengiriman mesin jahit, akhirnya Mr Farid teringat akan seorang sahabatnya yang berprofesi sebagai pramugari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Miss Dewi asal Bali. gayung bersambut, Miss Dewi yang sangat baik hati bersedia membawa mesin jahit dari Jepang ke Indonesia. Kebetulan tanggal 22 Januari 2012, Miss Dewi ada jadwal terbang ke Narita.

Pada hari yang telah ditentukan, pagi-pago sekali Mr Farid yang tinggal di Tokyo naik kereta menuju Yokohama hanya demi mengambil mesin jahit itu di rumah Mrs. Susan. Pergi pulang 3 jam. Lalu Mr Farid harus menempuh perjalanan dengan kereta lagi menuju ke Bandara Narita, kurang lebih 2 jam. Malam itu, Mr Farid menyerahkan mesin jahit ke Miss Dewi. Dan Esoknya, Miss Dewi membawa mesin jahit itu bersamanya... terbang ke Indonesia.

Benar-benar seperti bayangan Si Kuning tadi....



Setiba di Indonesia, Miss Dewi mengontak Si Kuning mengabarkan bahwa mesin jahit sudah tiba dengan selamat di Denpasar Bali. Miss Dewi dengan kebaikan hatinya berniat mengirimkan mesin jahit itu ke alamat Si Kuning di Jombang-Jawa Timur. Tapi Si Kuning tak tega merepotkan Miss Dewi lagi. Membawa mesin jahitnya dari Jepang ke Indonesia sudah lebih dari cukup....

Saatnya Si Kuning kebingungan, bagaimana mengambil mesin jahit di rumah Miss Dewi. Si Kuning mengontak saudara jauhnya yang tinggal di Denpasar. Tapi 2 nomor tak berhasil dihubungi. Si Kuning mengontak teman-temannya, mencari bantuan. Tapi tak satupun yang sanggup membantu.... hingga akhirnya Ibunda dari Si Kuning memiliki ide cemerlang. Beliau memanfaatkan jaringan bisnisnya. Sang Ibunda memiliki rekan bisnis, seorang saudagar furniture yang kaya raya dari Pasuruan. Sang saudagar sering sekali mengirim truk-truk kontainer berisi furniture ke Denpasar. dan tentu saja... dengan mudahnya Sang Saudagar mentitahkan pegawainya untuk mengambil mesin jahit itu di rumah Miss Dewi ketika sedang mengirim barang ke Bali.

Dengan rahmat Allah, dan kebaikan banyak orang... akhirnya mesin jahit itu  dikirim ke Jombang, tanggal 9 Februari 2012, dalam keadaan sangat baik dan utuh, tanpa lecet sedikitpun. Si Kuning dan Ibundanya hari itu tertawa tawa riang bersama, berkali kali bersyukur......

Dalam bayang-bayang Si Kuning, sudah ada banyak rencana menjahit baju buat putri kesayangannya, Baby Dija. 




A VERY VERY BIG THANK TO:

Mr. Farid - Tokyo
Mrs. Susan - Yokohama
Miss Dewi - Denpasar
Mr. Badar and the crew - Pasuruan

from Si Kuning






Baca pula versi Mr.Farid :


Catatan: Si Kuning sampai sekarang masih speechless akan kebaikan orang-orang itu. Apalagi mengingat Si Kuning sama sekali belom pernah bertemu dengan mereka.... Subhanallaaahh

Thursday, February 9, 2012

Ingin Ke Mana? Ke Sini aja!

Una memiliki sebuah pertanyaan buat para blogger. Pertanyaannya adalah "Ingin Ke Mana?"

Secara spontan, aku pasti akan menjawab ingin pergi ke sebuah tempat yang serba kuning, di sebuah negeri empat musim ketika sedang musim gugur. Saat semua pohon menguning.... dan semua pemandangan berubah menguning.



Background : Yellow by Lukexli



Entah itu di New York, seperti kisah cinta Winona Ryder dan Richard Gere dalam Autumn in New York... atau di pedesaan... di gunung.... di danau yang dikelilingi pepohonan kuning... yang penting banyak pohon dengan daunnya yang kuning semua.

Beberapa tahun yang lalu, sebenarnya impianku ini sudah terwujud, yaitu ketika aku dan Ibu mengunjungi Cina saat musim gugur tiba. Aku memang menemukan pohon yang berwarna-warni, tapi sayangnya aku belum menemukan pemandangan dimana semua pohon terlihat kuniiiiiiing........




Jadi, aku tetap memendam impian... ingin ke sebuah tempat yang semua pohonnya kuning, semua daunnya kuning. Kenapa? KARENA AKU CINTA KUNING. simple kan? hihihihihi......


Photobucket


Tulisan ini diikutsertakan di acara My Second Giveaway: Ingin Kemana?
yang diselenggarakan oleh Una.