Thursday, January 27, 2011

Cerita Bersambung

CERBUNG DASRUN  PART 4





Lutut Siti mendadak lemas mengetahui suaminya kehilangan dompet. itu artinya lenyap sudah gaji sebulan. Padahal seharusnya ini adalah moment yang membahagiakan untuknya, untuk anak dan tentu saja untuk suaminya. Jauh jauh hari Rama, anaknya, sudah berencana pergi ke pasar malam dan membeli helicopter mainan. 2 hari yang lalu bahkan keinginan itu terbawa dalam mimpinya.

Siti melihat suaminya yang kebingungan.
Basah keringat yang menempel di ketiak kemeja kerjanya belumlah kering. Peluh di dahinya juga belom sempat dia seka.Sekarang harus ditambah lagi rasa kebingungan karena uang itu hilang.

950 ribu...
sangat besar untuknya dan  Sang Suami.

Ia mencari tempat duduk, karena lututnya mulai gemetar. menutup mata karena mendadak semuanya menjadi gelap....
di telinga, terngiang ngiang suara mendiang Emak. "Siti anakku sayang... Besok kamu akan menjadi istri Dasrun. Ikutlah kemanapun suamimu pergi. Patuhlah padanya, senangkan hatinya, terima apapun yang dia berikan padamu. Jangan sekali kali meminta atau menuntut apapun. Istri yang baik adalah istri yang sanggup mengelola rumah tangga dengan berapapun yang suami berikan. InsyaAllah, rejeki sudah diatur Tuhan. Kamu ndak usah kuatir, Emak percaya kamu bisa jadi istri yang baik"


Sosok Emak yang dirindukan Siti. dibalik senyumnya yang lucu dan polos, tersimpan kebijaksanaan yang luar biasa luasnya


Siti seolah olah mendapatkan kekuatan baru. Ia bangkit dan memasang senyuman termanisnya. mendekati Dasrun yang masih panik, lemas dan tidak percaya kehilangan dompetnya.
Dibelainya punggung sang suami, “Mas, ndak apa apa. Itu cuma uang. Nanti pasti diganti yang lebih banyak sama Allah. Sekarang yang penting Mas Dasrun gak kenapa kenapa. Iya tho?..... Ayo Mas, makan dulu. Tadi sudah tak bikinkan sambel tempe penyet. Untung aku sempat nanam cabe  ya Mas, jadi meskipun sekarang Cabe mahalnya minta ampun, kita tetep bisa bikin sambel. Ayo Mas, aku lapar juga…Kita makan sama sama?”

Dasrun menatapnya, menarik nafas panjang panjang.
Sekali lagi Siti berusaha memberikan senyumannya, berharap bisa menenangkan Sang Suami. Ia melihat mata suaminya berkaca kaca. tapi sebelum air mata itu meleleh jatuh, Dasrun sudah mendekapnya. Entah kenapa, Siti merasa sudah ikhlas kehilangan 950 ribu itu. Selama Dasrun ada untuknya, maka segalanya akan baik baik saja.

"Terima kasih ya dek..." bisik Dasrun.

Di luar rumah, terdengar suara Rama dan teman-temannya semakin dekat….


*****


Madi berjalan  pelan-pelan di belakang anak-anak itu, menguntit dan mengamati sampai dimana mereka akan berhenti.

“Rama, jangan lupa lho ya… besok aku pinjam pesawat-pesawatannya!”
“Iya iya… tapi inget ya, jangan dirusakin!” balas Rama, anak yang sedari tadi membuatnya penasaran.
Anak-anak tadi berhenti di depan sebuah rumah kecil, dengan teras yang juga sangat kecil, namun dipenuhi pot pot tanaman. Ada tanaman Cabai setingi pinggang orang dewasa, ada pula tanaman tomat yang harus disangga dengan batangan kayu karena tak kuat menahan beban beberapa buah tomat ranum yang masih menggantung. Di sebelahnya ada Kemangi dan Kenikir. Lalu ada tanaman anggur yang merambat melalui tiang sampai ke atas teras mendekati genting rumah yang tidak terlalu tinggi. Masih ada beberapa gerombol anggur hijau yang masih sangat muda.

Jika sudah masak, Rama suka membagi-bagikan anggur ini ke teman dan tetangga

Madi masih mengawasi tak jauh dari rumah itu, tempat Rama berhenti, dan teman-temannya meninggalkannya. “Jadi ini rumahnya…” batin Madi.

Belum jauh anak-anak yang lain berjalan, keluar seorang wanita manis dari rumah kecil itu.  “Alhamdulillaaah anakku sudah selesai mengaji…” sambutnya pada Rama.

Si anak tersenyum lebar melihat Ibunya di depan pintu. “Assalamualaikum Bu… nanti kita jadi ke pasar malam kan??”

Madi serasa disambar petir……
Dia mengenal wanita manis itu.

*****

“Sudah Mas, nanti dilihat Rama lho… tuh Rama sudah pulang” Siti berusaha melepaskan pelukan Dasrun, meskipun dalam hatinya ia tak ingin pelukan hangat suaminya harus berakhir. Kalau saja dunia ini hanya milik mereka berdua, maka Siti memilih untuk menghabiskan seluruh sisa hidupnya dalam pelukan Dasrun.

Dasrun terseyum nakal “Biar saja Rama tahu….” Dia makin erat mendekap Siti, istrinya yang bertubuh mungil, tubuhnya selalu wangi meskipun dia tak pernah mampu membelikan Siti parfum.
“Ehh..malu ah…”  Siti melepaskan diri, dan langsung keluar dari kamar menuju pintu depan untuk menyambut anak semata wayangnya, Rama.

.  “Alhamdulillaaah anakku sudah selesai mengaji…” sambutnya pada Rama.

Si anak tersenyum lebar melihat Ibunya di depan pintu. “Assalamualaikum Bu… nanti kita jadi ke pasar malam kan??”

“Waalaikumussalam Rama anakku sayang….”
“Jadi kan Bu?? Kita ke pasar malam?”
Siti terdiam, tak tau harus berkata apa. Tadi ia lega karena berhasil menenangkan Dasrun. Tapi kali ini, melihat mata Rama….. ia tak sanggup. Segera ia menunduk, dan memeluk Rama. Menahan air matanya agar tak terjatuh. Tapi tampaknya susah sekali….

“Bu, jadi kan?”
Siti hanya menarik nafas panjang. Ia berjuang keras mengendalikan dirinya. Mulutnya tak sanggup menjelaskan apa yang terjadi, ia benar benar tak tahu apa yang harus dia katakana nanti pada Rama.

“Ibu nangis ya?”
“Ah ndak kok, tadi Ibu ngupas bawang…” jawabnya buru buru…
“Oooh….”
“Ayo Nak, masuk dulu. Mandi ya.. sudah ditunggu Ayah. Katanya mau makan bareng Rama gitu” Siti berusaha mengalihkan perhatian Rama, menggandeng tangan kecil anaknya masuk ke rumah.


*****


Madi masih mematung di tempatnya.  Ribuan halilintar hebat telah menyambarnya tadi. Ia masih tak percaya apa yang dilihatnya.

Siti.

Satu nama yang …. Madi sendiri pasti akan kebingungan jika disuruh menjelaskan siapa Siti baginya.

Ia mengenal Siti sejak masih anak-anak. Abangnya  Siti, Joko,  adalah sahabat karibnya. Madi bahkan sering sekali menginap di rumah Siti. Madi sangat akrab dengan seluruh keluarganya. Semenjak Bapaknya meninggal, Ibu Madi bekerja keras menggantikan peran bapaknya. Dini hari sudah berangkat berjualan di pasar. Menjelang tengah hari baru pulang ke rumah, dan tidak berhenti sampai di situ. Ibunya harus pergi lagi ke rumah Pak Haji Mu’in untuk menjadi tukang cuci disana sampai malam hari. Itulah kenapa Madi lebih sering berada di rumah Siti. Karena ia bisa main sepuasnya dengan Joko, dan bisa ikut numpang makan atau tidur disana.

Madi juga ingat betul soal Emak, yang sudah dianggapnya sebagai ibu kedua. Setiap selesai memasak, Emak selalu tak lupa memanggilnya. “Jokoo…Madiii… Sitiiii…, Ayo makan dulu….”
Bahkan Emak pula yang mengajarinya mengaji…..


Saat mereka beranjak dewasa, Joko harus pergi ke Jakarta untuk mencari kerja, dan Siti masih tetap di pesatren. Sementara Madi? Ia sempat ikut Pak Dhe nya bekerja di Malaysia, jadi buruh kasar disana. Berpindah pindah, dari satu proyek bangunan yang satu ke proyek bangunan yang lain. Pernah sekali ia tertangkap polisi diraja Malaysia, dipukuli dan ditendang-tendang karena tidak bisa menunjukkan berkas berkas yang lengkap. Ia memang illegal. Apa boleh buat. Kedua kalinya ditangkap, Madi pun ogah kembali ke Malaysia. Apa gunanya jadi budak di negeri orang?

Setelah itu, ia terdampar di Jakarta, malas pulang karena tak ada lagi yang menunggunya di kampung. Ibunya sudah lama meninggal, mungkin karena terlalu lelah bekerja mati-matian untuk Madi dan adik adiknya. Sementara adik-adiknya pun bercerai berai mencari penghidupannya sendiri.

Ia tak tahu lagi kabar Joko, Siti atau Emak…..

Sampai akhirnya… ia melihat Siti sekarang.

Madi membalikkan tubuhnya… bergegas pergi dari situ. Ia berlari…. Di dadanya ada perang batin yang lebih dahsyat dari semua perang yang pernah terjadi di bumi ini.


*****


Rama sedang mandi. Dan Dasrun masih duduk sambil memegang segelas the manis yang dibuatkan Siti tadi. Pikirannya bercabang cabang, seandainya tadi uang tidak dimasukkan ke dompet, pastilah tidak kena copet. Seandainya tadi ia tidak naik angkot yang itu… pastilah tidak kena copet. Seandainya tadi… seandainya tadi….

Sementara Siti di kamarnya, membuka lemari. Tangannya berusaha mencari sesuatu di bawah tumpukan bajunya.

Matanya terlihat lega ketika ia sudah berhasil menemukannya. Sebuah bungkusan…benda kecil yang dibungkus kain lap berwarna hijau terang. Dipakainya di jari manis kanannya, lalu diputar putar, sambil mengenang Emak. Ada butiran butiran bening menetes pelan dari ujung matanya.

“Mak… maafkan aku Mak, cincin Emak terpaksa aku jual buat makan sebulan ke depan…”



"semoga cukup untuk beli beras dan bayar sekolahnya Rama..."



the end
tamat
fin




**************************************************


Ceritanya begini sodara sodara....
beberapa hari yang lalu, Mbak Herien, Bundanya Shishil yang cantik itu, memberiku hadiah berupa tendangan super maut !!  (pinjem istilahnya Mbak Herien, hehehe..)
Tendangannya berupa sebuah tantangan untuk meneruskan cerita bersambung yang diawali dengan kisah si Dasrun. Asal muasal cerbung ini dari ide usilnya Mbak Iyha yang bosen dengan cerbung hasil karya satu orang saja. Beliau pikir akan lebih sensasional jika cerbung ditulis oleh banyak orang dan banyak versi, sehingga bisa muncul hal hal yang mungkin tidak pernah terpikir sebelumnya. Dan benar... ternyata cerbungnya berlanjut dan berkembang sedemikian rupa, (semoga gak akan sepanjang serial Tersanjung yaa...) dari sudut pandang yang bermacam macam dan gaya penulisan yang berbeda beda....

Buktikan saja, Dari kisah awalnya yang hanya sederhana, cerbung bagian kedua yang ditulis Bibi TitiTeliti  ,   MasBro dam  Little Usagi sangat jauh berbeda.... unik kan?? LIttle Usagi menggambarkan Istri Dasrun orang yang ekspresif, agak galak dan cenderung bawel. Sementara MasBro memilih istri Dasrun adalah seorang yang tidak banyak ngomong, dan pandai membaca keadaan, sangat mengerti suaminya. sementara Bibi TitiTeliti memilih menggambarkan sosok Rama, anaknya Dasrun.

Lalu bergulir terus, dari Bibi TitiTeliti menuju ke Bunda Shishil yang kemudian membuat ceritanya semakin berkembang dan menarik.... muncul karakter baru, yaitu Madi si Pencopet beserta istri dan anak anaknya. alur cerita semakin liar menakjupkan!!!!

Setelah itu, cerbung itu baru loncat ke blog kuning ini. 
Aku tidak pandai menulis cerita, jadi maafkanlah jika terasa membosankan, hehehe....
Semoga Mbak Iyha, Mbak Err dan Mbak Herien puas dengan cerbung bagian ke 4 versi YellowLife.

oh ya, aku tamatkan ceritanya disini, meskipun masih menggantung. tak apalah, agar para pembaca bisa memiliki kelanjutan kisah ini versinya sendiri sendiri
jika ada yang berminat meneruskan...monggo silakan saja.....

**********************************************************************

Berhubung Mbak Iyha, author pertama dan Mbak Herien, author ketiga, keberatan jika kisah ini berhenti sampai di sini ... maka aku mencoba untuk melemparkan tendangan maut ini ke HENNY YARICA, ibu muda yang sedang menikmati masa kehamilan pertama. Semoga Yenny bersedia meneruskan kisah Dasrun....

:)

Monday, January 24, 2011

Putra Jombang Football Club

Kakak Aladdin, kakaknya Dija yang nomor satu, tinggal di Jombang bersama kami sejak Kak Noni (ibunya Kakak Aladdin dan Dija) wafat. Dia baru masuk kelas 1 SD ketika itu. dan sejak itu pula, Kakak Adin selalu seja merengek minta dimasukkan klub sepakbola. Kami pun berburu informasi, dimana ada klub sepakbola untuk anak anak. Akhirnya setelah beberapa lama berburu informasi, kami pun menemukan klub sepakbola anak-anak terdekat, yaitu PUTRA JOMBANG. Kalau ada yang bertanya berapa iurannya, pasti akan terkaget-kaget mendengar jawabannya. Kakak Aladdin hanya harus membayar 2000 rupiah setiap kali datang berlatih. Murah sekali kan??? hehehehee....

Seminggu latihan resminya cuma 3 kali, tapi jika ada pertandingan yang akan dihadapi, latihan bisa jadi 4 atau 5 kali seminggu. Setiap kali latihan, Kakak Adin sungguh sungguh bersemangat, dan tidak mau terlambat. Apalagi 2 minggu belakangan ini, dia selalu bercerita dengan sangat serius bahwa sebentar lagi akan bertanding di Kediri.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pukul 5 pagi, seluruh anggota tim sudah bersiap berangkat ke Kediri, kurang lebih 1 jam perjalanan dari Jombang. Aku turut menemaninya... Pertama kalinya bagi Kakak Adin bertanding di luar kota, pertama kalinya bagiku juga menemaninya bertanding sepakbola di luar kota.
ah betapa lucunya anak-anak ini. Padahal pertandingan ini hanyalah pertandingan persahabatan, tapi mereka begitu menganggapnya serius. Hehehehe....

Ada beberap orang tua juga yang ikut menemani. Mereka sama sepertiku... menemani anaknya yang tergolong paling kecil di klub itu.



Kakak Aladdin nomor 2 dari kiri. Nomor Punggungnya 43

Begitu tiba, Pak Pelatih pun memberi arahan bagaimana menghadapi dan mengalahkan lawan. dan anak-anak kecil itu sekali lagi dengan serius mendengarkan arahan Pak Pelatih.


Lalu mereka juga melakukan pemanasan. Olah tubuh... lari-lari... persis banget dengan cara pemain sepakbola profesional saat melakukan pemanasan.



Pemanasan sudah, saatnya bertanding. Namun sebelum itu, aku foto dulu mereka... Lihatlah gayanya... persis TimNas Garuda kan?


Kakak Adin masuk tim usia paling kecil.

Pertandingan pun dimulai.

ternyata... aku juga baru tahu nih, tim kecil ini menggunakan hanya separo lapangan saja. ya iyalaaah.. kalo satu lapangan penuh, mereka bisa pingsan kali!!!   Satu tim juga cuma 9 orang saja... hehehehe nih sepakbola atau futsal sih? gak apalah, namanya juga anak-anak...

Pertandingan berjalan sangat seru dan sungguh lucu. 18 anak kecil berebut bola... dan suporternya para orang tua dan rekan klub yang lebih besar berteriak teriak memberi semangat di belakang gawang kecil itu. Ramai sekali, apalagi ketika terjadi beberapa pelanggaran. Tim lawan sedikit main curang. Begitu juga wasitnya yang berasal dari tim lawan kami rasakan kurang netral. Ketika mereka melakukan pelanggaran pelanggaran kecil, kami cuma tertawa saja melihat kelucuan mereka. Begitu pula saat satu gol dari tim kami diangulir karena wasit kurang jeli memperhatikan bola. Padahal bolanya benar benar masuk gawang. Susah sih, soalnya gawangnya cuma tiang, tidak ada jalanya. Tapi ketika Kakak Adin dijegal di kotak penalti sampai jatuh tergulung gulung...kami pun langsung ikut ikutan tidak terima dan melancarkan protes keras. Hahahaha.......



dan Wasit pun menghadiahkan satu tendangan penalti buat kami. Para pemain Putra Jombang awalnya akan menunjuk satu nama yang dirasa paling jago melesakkan bola ke gawang lawan, tapi akhirnya Pak Pelatih menunjuk Kakak Aladdin sebagai pengeksekusi tendangan penalti untuk menghiburnya setelah jatuh keras tadi. Kakak Adin langsung senang sekali dan lupa pada kakinya yang sakit.

Seluruh suporter ikut tergang menyaksikan tendangan ini... apalagi aku!!! Hahahahaa....

Begitu wasit meniupkan peluit, Kakak Adin dengan percaya diri yang tinggi dan kekuatan penuh mulau berlari dan menendang bola......

Kami semua menahan nafas.......



Tapi sayang, Kiper lawan yang memakai seragam timnas dengan nama punggung Gonzales itu dengan sigap menangkap bola!!!!!

Aaaahhh.... Kakak Adin kecewa sekali. Seluruh rekan satu timnya juga sangat kecewa.
Tapi Pak Pelatih dengan cepat meneriakkan kata kata pemicu semangat dengan lantangnya. Mereka pun kemudian kembali bermain...
Kami para orang tua meskipun kecewa (terlebih lebih aku... orang paling kecewa selapangan itu) masih bisa tertawa karena melihat kelucuan mereka bermain dengan sungguh sungguh.

Pertandingan itu akhirnya dimenangkan tim Putra Jombang dengan skor 2-1  (bagi kami 3-1 karena wasitnya gak netral).

Para orang tua menyambut anaknya masing-masing dengan minuman dan pelukan. Kakak Adin tampak kecewa sekali gagal dalam tendangan penaltinya. Aku pun menghiburnya...  "Itu karena Kakak tadi makannya cuma sedikit sih... makanya, kalo makan yang banyak, agar kuat nendang bolanya...."


perhatikan peluh di dahinya.... Dia sudah berjuang ektra keras untuk pertandingan tadi

Kakak Adin masih cemberut gara-gara penalti tadi, untung ada temannya yang menghibur....
"Emang kipernya pinter ya Din, tinggi trus gendut lagi!!"
Hahahaha.... aku menahan tawa melihat mereka berdua.


dan ini dia... Tim Putra Jombang yang dari kelompok umur ada di atas timnya Kakak Adin.





Tim Merah Putih ini sudah bermain profesioanl, memakai lapangan secara penuh, waktunya juga 2x45menit.

Senang kan melihat mereka??
Semoga kelak mereka bisa menggantikan Firman Utina, Bambang Pamungkas, atau Okto Maniani dan lain lain... amiiiiiiiiiiiiin

Tuesday, January 18, 2011

WANITA

Mendiang Kakakku, Noni, suka sekali mengkliping artikel dari koran atau majalah yang dianggapnya penting atau bagus. Dia tidak ragu ragu menggunting artikel itu langsung setelah dibacanya, meskipun koran atau majalah itu masih benar benar baru. "Yang penting digunting dulu. diselamatkan..dan disimpan!"  begitu katanya suatu hari. Entah setelah itu ia sempat mengklipingnya atau tidak...

Kemaren, aku mencari sesuatu di lemarinya. Aku tidak menemukan apa yang kucari, tapi malah menemukan banyak sekali guntingan-guntingan koran. Aku melihatnya satu persatu...membacanya satu persatu, dan menemukan diriku dengan air mata yang deras tertumpah dari mataku....

ada satu guntingan koran yang menarik perhatianku... tanpa keterangan nama koran dan tanggal terbit. tak apalah...  aku ingin membaginya disini. semoga semua juga suka membacanya...

betapa beruntungnya kita jadi wanita...





1. Doa wanita lebih makbul dari laki-laki karena sifat penyayang yang lebih kuat dari laki-laki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda: "Ibu lebih penyayang dari Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia".

2. Wanita yang sholihah itu lebih baik dari 1.000 orang lelaki yang tidak soleh.

3. Seorang wanita sholihah lebih baik daripada 70 orang wali.

4. Seorang wanita sholihah lebih baik daripada 70 laki-laki soleh.

5. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya diibaratkan seperti orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah dan orang yang takut Allah akan diharamkan api neraka atas tubuhnya.

6. Barangsiapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan terhadap anak laki-laki. Barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail As.

7. Tidak seorang wanita yang haidh itu kecuali haidhnya merupakan kifarah (tebusan) untuk dosa dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidh nya membaca "Alhamdulillahi'alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah"  Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon kepada Allah dari segala dosa, maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari siksa, bahkan Allah mengangkat derajatnya, seperti derajatnya 40 orang yang mati syahid, apabila ia selalu berdzikir kepada Allah selama masa haidh nya.

8. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam surga.





catatan:
mohon maaf, tidak ada keterangan nama koran dan tanggal terbit. apalagi riwayat hadist dan dalil-dalilnya. Jadi ga tau, hadistnya kuat atau lemah.

Thursday, January 6, 2011

Stylish Coat

Awalnya ikutan Giveaway di Blog Innocentia, Mbak Citra yang sangat inspiratif itu lagi bagi-bagi pattern. Wuah, aku langsung jatuh cinta pada sebuah coat sederhana tapi cantik sekali. Langsung terbayang, betapa lucunya kalo Dija pake coat itu  :)


http://www.etsy.com/shop/dmkeasywear

tak lama kemudian Mbak Citra mengumumkan pemenang, dan Alhamdulillaaaaah.... aku mendapatkan pattern coat nya! senengnyaaa..... Terima kasih Mbak Citra....

Aku jadi semangat mempelajari pattern dan cara menjahitnya. dengan kemampuan jahit yang jauh di bawah rata rata, ini merupakan sebuah tantangan juga buatku. Untungnya, Ibuku sedikit-sedikit juga bisa menjahit. Jadi Ibuku yang memandu, aku yang menjahit. akhirnya berkat petunjuk Ibuku, coatnya BERHASIL diwujudkan. hehehehe....

Alhamdulillaaaaah, perjuanganku tidak sia sia!!!
pingin menunjukkan ke Mbak Citra, memilihku sebagai pemenang juga tidak sia sia kok Mbak. hehehee aku berhasil menjahitnya. Terima kasih banyak buat Mbak Citra yang somehow sudah menginspirasi dan memotivasiku. Thanks a lot ya Mbak....


I Love the color... don't you love it too??




Button-nya kurang sip ya... pingin hunting button yang lucu lucu gitu...



Cordurai dan Cotton



setelah coat pertama ini berhasil dijahit, aku jadi ketagihan pingin bikin coat lagi. rencananya mau bikin warna lain !
Mbak Citra, kapan ngadain giveaway pattern kayak gini lagi??? aku mau dong dikasi pattern coat lagi,  hiihihihihihi......