Thursday, February 17, 2022

Tidak Wangi

Semalam ketika aku ada di ruang atm sendirian,  ada seorang perempuan masuk. Sebenernya sama sekali gak pingin lihat orangnya kayak apa, karena pintu ada di belakangku, dan di ruangan itu berjajar 6 mesin atm. Aku menghadap mesin yang paling kanan, pas sebelah dinding kaca. Ketika orang itu masuk, subhanalloh bau badannya langsung tercium . 

Tak sedap.

Sungguh tak sedap. 

Mau gak mau, aku pun penasaran melirik, kayak apa sih orangnya. Dia memilih mesin paling ujung, paling kiri. Jadi bisa lebih bersyukur, seandainya dia memilih mesin pas di sebelahku, pasti aku tak sanggup menahan bau badannya. 

Seorang wanita muda. Pakai dress panjang, rambut sebahu. Berkacamata dan bermasker medis selapis. Ia membawa tas kecil, yang hanya cukup untuk dompet dan kunci mobilnya (mungkin). Mengeluarkan kartu debitnya, dan memencet mencet tombol di mesin , sepertinya ia sangat hafal benar nomor nomor yang diperlukan. Sungguh berbeda denganku, yang butuh waktu lama di mesin atm, karena selalu bawa daftar catatan nomor nomor rekening yang akan ditransfer, mohon maklum banyak tagihan. Selalu banyak pertanyaan seperti  "Kenapa mobile banking aja?" setiap aku bercerita pengalaman di atm. Jawabannya adalah, aku belum kuat iman menggunakan mobile banking. Yang paling kutakutkan check-out ini itu malam malam saat gak bisa tidur kurang kerjaan. Bagiku, itu berbahaya sekali. (please dont laugh )

Balik lagi ke perempuan itu, yang patut disyukuri adalah  dia tak lama di ruang atm. Sekedar mengambil uang tunai, lalu pergi. Setelahnya, alhamdulillah ruangan kecil itu berangsur angsur kembali normal aromanya, meskipun bau tak sedap itu masih terngiang ngiang di ingatan. 

Sebenernya pingin juga menarik tangannya ketika dia hendak keluar, sekedar membisikkan "Maaf Mbak, kamu tuh bau sekali" 

atau..

"Mbak, ayo ikut ... saya belikan deodorant ya?"

Tentu saja aku tidak melakukannya. meskipun pingin banget sebenernya. what should i do then ? Cuma bisa berbaik sangka, mungkin dia enam hari tak sempat mandi, karena terlalu repot mengurus sesuatu yang sangat gawat. Semoga ada saudara atau temannya yang bisa ngasih tau, bisa memberinya kesempatan mandi, dan istirahat mungkin ?

Pengalaman bertemu orang dengan bau badan tentu saja gak sekali dua kali ini. Untuk orang orang dekat atau orang orang yang aku kenal, biasanya aku bisa langsung menyampaikannya pelan pelan, sambil ngasi bantuan gimana caranya mengatasi bau badan.  Tapi untuk orang orang yang cuma ketemu di jalan, cuma bisa mendoakan saja ada orang lain yang membantunya. 

Beda lagi ceritanya kalo kita ketemu orang yang wanginya masyallah. Beberapa hari yang lalu, di lokasi yang sama, dan malam malam juga. Kondisinya sama, aku sendirian di ruang itu. Lalu ada perempuan yang masuk. Begitu ia masuk ruangan, wanginya sudah menyembur ke seluruh ruangan. Nyaman sekali ketika ingin menghirup nafas dalam dalam. Wanginya bikin otak ikut berbunga-bunga, bikin senyum senyum sendiri. Lagi lagi, jadi pingin noleh, lihat kayak apa sih orangnya. Ternyata sederhana sekali. Cuma celana panjang dan t-shirt, plus sandal jepit. Nothing special, tapi seneng aja berada di dekatnya meski sebentar. Rasanya seperti dapat a simple gift yang menyenangkan. 

Kalo ketemu orang orang wangi seperti ini, pingin juga deketin, lalu tanya "Pake parfum apa? boleh tau rahasianya?"

Tapi aku tak pernah berani melakukannya, malu duluan. Jangan jangan aku yang bau dan si orang wangi itu gak suka deket deket sama aku. Minder aja gitu.

Aku sadar banget, aku bukan golongan manusia manusia wangi  itu. Wanginya kadang-kadang aja, karena jarang pakai parfum. Tapi akhir akhir ini sejak pendemi, aku mulai membiasakan diri pakai parfum. Tujuannya selain agar bisa masuk golongan manusia manusia wangi, juga  untuk ngetes indera penciuman, apakah masih berfungsi dengan baik atau nggak. Siapa tau, orang yang ketemu nanti juga bisa menyadari bahwa kemampuan indera penciumannya masih baik baik saja. 

Gak wangi pun gak apa apa , asal jangan bau.