Cerita ini dimulai sejak aku masih memakai seragam putih-abu abu abu, yah kira kira beberapa puluh tahun yang lalu lah. Ketika itu kecintaan masyarakat kita akan batik tidak seperti sekarang ini. Namun tidak denganku. Kala itu, aku sering sekali memakai baju batik, saat jalan-jalan, ke acara sekolah, kemana-mana pokoknya. Tentu saja kebiasaanku itu dipandang aneh oleh sebagian orang. Tak jarang teman-temanku mencibir dan meledek, "Mau kondangan kemana Bu RT?"
Masa kuliah ternyata tak jauh beda. Setiap aku memakai batik ke kampus, maka teman-temanku selalu usil berceletuk ini itu. Tapi alhamdulillah aku dikaruniai muka badak, hehehhee..... kebal dan tebal rasanya menghadapi ejekan teman-teman tentang baju batikku yang dianggap jadul, gak keren, ketinggalan jaman, angkatan tua, dan lain lain.
Kasihan sekali Batik pada masa itu. Tidak digemari, tidak populer dan hanya dikenakan pada acara-acara formal. Sementara aku yang suka mengenakan batik pada acara acara non-formal akhirnya harus selalu rela dianggap "saltum" (salah kostum).
Ya, itu duluuuuu....
Nasib Batik sekarang sudah naik kelas.
Semua orang bisa pakai batik kapanpun dan dimana saja.
Ingin rasanya bertemu kawan-kawan lama yang dulu begitu gembira mengejek baju-baju batikku.
Ada lagi cerita lain soal pengalamanku saat berbatikria. Setiap punya kesempatan jalan-jalan ke luar negeri, aku selalu membawa satu atau lebih baju batik. Well, sejak dulu aku sangat bangga akan batik, jadi bagiku mengenakan batik di luar negeri juga merupakan kebanggaan tersendiri. dan tak jarang, kami sekeluarga kompak memakai batik ketika di luar negeri.
Beberapa tahun yang lalu, ketika aku mengunjungi salah satu kuil di Thailand, tiba tiba aku didekati beberapa perempuan bule.
"Wow, Beautiful !" sahut salah seorang dari mereka.
Salting juga dibilang beautiful oleh seorang bule. Gr banget jadinya.... Hehehee...
Perempuan bule itu langsung mendekatiku yang masih senyam-senyum ke-GR-an. Dia lalu memegang bajuku dan berkata "This is very beautiful, made in Thailand?"
Senyumku langsung hilang. Yang tadinya sudah terbang melayang-layang saking GR nya, langsung deh jatuh lagi ke bumi.Ternyata bule itu jatuh cinta pada batikku!!!! Heheheheee......
Aku langsung tersenyum lagi, kali ini bukan karena GR, tapi karena so proud of batik...and so proud of being indonesian!!!
Aku langsung menjelaskan bahwa baju yang aku kenakan adalah batik khas Indonesia. Betapa senangnya si bule mengetahui hal itu, karena tujuan mereka setelah Thailand adalah Bali. Tentu saja mereka berencara memborong batik sebanyak-banyaknya.
Ketika aku hendak berpamitan, si Bule was begging me to stay agar mereka bisa berfoto bersamaku.
Hehehehehee.... serasa artis jadinya, diajak foto bareng bule bule!!!!
(kisah ini pernah di posting
di Sini)
Kebanggaan akan batik tidak hanya terbatas pada memakai baju batik lho.... aku juga suka mengutak atik kain batik jadi sesuatu. Beberapa hasil karya batikku yang sempat difoto bisa dilihat di atas. Searah jarum jam : Baju Denim Batik buat Dija, satu set Bantal Kursi batik ukuran 50x50, diaper bag, bantal mini batik ukuran 35x50, bantal hias batik, totebag batik madura yang dijadikan hadiah giveaway dija yang pertama dan baju batik pink buat Dija.
(eh kok kayak jual batik gini ya... hehehhee)
Sekarang gak ada alasan lagi buat kita untuk malu pakai batik, karena dunia sendiri sudah mengakui keindahan batik adalah keindahan milik Indonesia.
Indonesia memiliki begitu banyak motif batik tulis. Jawa Timur saja sudah membukukan 1000 lebih motif. Jika ditambah dengan motif yang ada di jawa barat, jawa tengah, yogyakarta, papua, kalimantan dan lain lainnya... bukan tidak mungkin akan terkumpul 1 trilliyun lebih motif batik. Bayangkan betapa kayanya Indonesia!!!