“Aku menemukannya Nur, dan aku merasa dialah jodohku”
“Waaah, alhamdulillah. Gimana ceritanya? Gimana??”
Kamu tetap saja seperti dulu. Penuh antuasias dan sangat perhatian padaku. Sejak mulai kita sama sama di kelas 2 SMA. Bulan Februari waktu itu, bagaimana aku bisa lupa. Ulang tahunku yang paling menjengkelkan, sekaligus paling menyenangkan. Dan itu semua gara gara kamu… dan berkat kamu.
Seminggu sebelum ulang tahunku, aku mulai kehilangan buku-bukuku. Setiap hari, selalu saja ada yang hilang. Dan anehnya, tak ada yang tau kemana raibnya buku-bukuku. Kamu dan teman teman yang lain malah berhasil meyakinkanku dengan segenap tipu muslihatmu yang licik itu bahwa aku memang tidak membawa buku itu ke sekolah. Aku sendiri jadi bingung.
Sampai akhirnya 15 Februari. Sepulang sekolah, kamu dan teman teman mengguyurku dengan air got yang baunya sungguh menyesakkan dadaku. Dan ketika aku masih beradaptasi dengan baunya, kamu dan teman teman yang lain memberiku kado sebesar kotak televisi 29inci. Awalnya aku sungguh gembira… apalagi kotaknya berat sekali. Tak mampu aku mengangkatnya sendirian. Ternyata… isinya adalah buku-bukuku yang kau curi selama ini. Juga batu bata!
“Maaf Pur, kalo batu bata itu ide anak-anak yang duduk di bangku belakang” katamu membela diri sendiri, dengan senyuman termanismu. Apa daya? Aku jadi tak tega menjitak kepalamu.
Tapi yang terbaik adalah… kamu kemudian menyerahkan selembar kertas besar, berisikan seluruh tanda tangan teman teman sekelas, beserta foto fotonya. Saat itu aku sungguh terharu…. (dan jengkel pula dalam waktu bersamaan)
Bagaimana aku tidak menikmati perhatianmu selama ini? Kamu duduk di bangku tepat di belakangku. Dan setiap pagi yang kuharapkan hanyalah melihat senyummu. Kamu suka sekali bercanda, dan itu membuatku terpingkal-pingkal. Ada kalanya kamu lucu, dan tak jarang malah jadi konyol. Bagiku kamu adalah keajaiban setiap hariku.
Di kelas 3, kita terpaksa berbeda kelas. Meskipun kelasnya masih bersebelahan, tapi aku sungguh kehilanganmu. Dan ketika aku tau, kamu sekelas dengan Rahma yang kecantikannya luar biasa, gadis paling diidamkan cowok-cowok di sekolah kita, aku pun mendadak menjadi penggemar Rahma nomor sekian. Ah, aku gak berani mengklaim sebagai nomor 1, karena itu hanyalah alibi.
“Nur, aku sudah lama naksir Rahma. Bantuin dong…” alasanku waktu itu. Dan sekali lagi, kamu meresponnya dengan sangat baik. Antusias seperti biasanya, segera saja mendukungku mendapatkan Rahma. Mengundangku datang ke kelasmu setiap jam istirahat, agar bisa kau dekatkan pada Rahma yang duduk di sebelahmu.
Betapa kamu bersemangat membantuku dalam hal ini. Dan dalam semua hal.
Dan aku… menikmati setiap perhatian yang kamu berikan.
Setamat SMA, kita malah berpisah. Aku di Brawijaya, dan kamu di Airlangga.
Waktu itu, pulsa tidak semurah sekarang. Hubungan kita mulai jarang. Tapi tetap saja kita punya kedekatan yang sangat special. Kamu selalu mengirimkan ucapan selamat ulang tahun setiap 15 februari, disertai bingkisan bingkisan kecil. Ah, andai kamu tau betapa aku meyanyangimu.
“Pur, kamu mau ke jogja? Malam ini??”
“Iya, kenapa?”
“Bareng dong Pur…. Aku mau pulang juga, tapi gak ada barengan nih. Kan searah… jemput aku ya?”
“Ok, tunggu ya… gak sampe 3 jam aku nyampe rumahmu!”
Entah apa yang merasukiku saat itu. Aku di malang, kamu di Surabaya. Dan kamu memintaku menjemputmu?? Apa gak salah?? Itu artinya aku harus memutar dulu untuk ke Surabaya, lalu ke Jogja. Tapi aku sama sekali tidak keberatan. Senyummulah yang lebih penting.
Susah payah, aku menemukan rumahmu. Memang tidak sesuai janjiku, aku tiba disana lebih dari 3 jam. Tapi itu gara gara aku tersesat. Aku tidak menguasai Kota besar ini. Kalo Malang sih aku hafal di luar kepala. Tapi kamu menungguku dengan senyuman termanismu. Malam itu… hujan rintik rintik… kita berdua menuju Terminal Bis Bungurasih.
Ketika calo cal obis mulai mengepung kita, kamu beringsut ke belakangku. Mendekat dan mencari tanganku. Hahahaha…. Rupanya kamu ketakutan. Tentu saja aku sangat gembira bisa menggandeng tanganmu. Setelah sekian lama… baru kali itu aku bisa menggandengmu. Bak seorang pahlawan aku melindungimu dari serbuan calo calo itu. Dan dengan sekejap, aku melangkah penuh percaya diri. Sayang kamu tak pernah tau, bagaimana aku ingin berteriak kencang saat itu. “Hai manusia manusia seluruh dunia!!! Aku menggandeng cewek tercantik sedunia!!!”
Kampungmu, hanya satu setengah jam dari Surabaya, itu artinya, aku harus memanfaatkan waktu sependek itu sebaik baiknya. Kamu duduk di sebelah jendela, di sebelahku. Kamu mulai bercerita ini itu… dan aku tak pernah bosan bosannya mendengarkan. Kamu selalu saja berhasil membuatku tertawa.
“Nur… kamu gak punya cowok?” aku berhasil menanyakan itu.
“hhm… aku males ngomong itu”
“Ayolah Nur… kok kamu gak mau cerita sih? Aku kan temanmu”
“Bukan Pur… kamu sahabatku!!! Sahabatku tersayang!”
Ah, kamu membuatku sungguh bahagia.
Tapi kemudian tidak lagi.
Karena kamu mulai bercerita tentang seorang cowok nun jauh disana. Yang mengaku sangat menyayangimu, dan tergila gila padamu. Tapi tidak pernah sanggup mengucapkan ‘I Love You’ yang kamu tunggu-tunggu.
Pengecut sekali dia!
Kamu ingat Nur? Matamu berbinar saat menceritakan cowok pengecut itu. Tak kusangka…
Kamu terlihat begitu bahagia saat bercerita. Kamu sungguh berbeda, dan aku… Cuma berharap. I wish I was Him. Yang bisa membuatmu sungguh bersemangat melebihi biasanya.
Dan, jatah waktuku sudah habis.
Di kampungmu, aku ikut turun bis.
“Lho Pur… kamu gak usah turun. Kan Jogja masih jauh?”
Aku Cuma tersenyum. Ingin berkata tapi tak bisa. Bahwa aku ingin menemanimu sampai kapanpun. Bahwa aku ingin melihatmu pergi… bahwa aku ingin selalu di dekatmu. Semuanya menumpuk dalam hati. Aku tak bisa mengeluarkannya.
Tapi aku lega…
Aku bagimu adalah sahabat yang tersayang.
Terima kasih Nur…
Kini, 9 tahun setelahnya… Aku sedang menelponmu. Menceritakan calon istriku. Dan aku mendengarmu bersorak sorai di sana menyambut kabar gembira.
“Trus kapan… rencana akad nikahnya?”
“Belom tahu Nur… sepertinya dia belom yakin menjadikanku suaminya. Padahal aku sudan mati matian meyakinkannya”
“Sabar lah Pur, sebentar lagi pasti dia yakin”
“InsyaAllah… amiiiiiiiiin…”
“Kalo sudah yakin, awas ya kalo aku gak diundang, hihihihi…”
“Pasti Nur. Tenang saja…aku bisa pastikan, Kamu adalah orang pertama yang akan aku kasih tau”
“Waaaaaah terima kasih Pur tersayang….romantis sekali. Aku terharuu…”
Yah, aku juga terharu mendengarmu memanggilku Pur tersayang. Dada ini masih bergetar. Tapi… aku cuma sahabatmu tersayang.
-- Terima kasih kepada yang sudah menjadi inspirasi dari tulisan mengada-ada ini.
Semoga cowok yang dimaksudkan Nur, cowok yang jauh di sana, yang dianggap pengecut karena gak berani bilang "I Love You" kepada Nur, yang membuat Pur berpikir, I wish I was him" adalah si Pur itu sendiri hehehe
ReplyDelete(Maksa Mode On)
Artinya keduanya, Nur dan Pur saling memendam rasa, dan gak berani saling berterus terang.
Bagus nih ceritanya.
Nice story....
ReplyDeleteIndahnya persahabatan, sebaiknya jangan dihancurkan ya.
@ ANONYMOUS alias Pak Farid : Sayangnya pria pengecut itu bukan Pur. jadi Maaf, tebakannya salah. heeheheh
ReplyDelete@ Merry Go round: yup, thats so sweet. semoga mereka langgeng bersahabat sampai selamanya
persahabatan..
ReplyDeleteya begitulah, terkadang itu lebih baik.
*soalnya pernah ngalamin jug* :D
Cerita yg indah
ReplyDeletesama dengan indahnya persahabatan
itu ceritanya ndak ngarang mbak??
ReplyDeletepadahal aku udah ikut deg2an saking menghayati mbacanya, hehe
Wah bagus certanya mba Elsa.....
ReplyDeleteaku suka bgdz.. apalgi namanya nur.. sama namaku....
sungguh....ceritanya sangat menyentuh sekali...aq sampai gak tau harus komen apa.......
ReplyDeletetetep semangat yah.........
masa' sih ini ngarang?
ReplyDeletePadahal kupikir:
1. Tokoh cewek adalah mba Elsa
2. Pada akhirnya si cowok dan cewek menikah
3. Yang artinya si cowok adalah suami mbak Elsa
4. Dan menceritakan semua perasaan yg dipendam dr masa lalu ke mba Elsa :D
ah khayalanku....
Cerpen yang manis, sempat terbawa keceritanya! Bagus!
ReplyDeletePeran lakinya kurang peka!
ReplyDeleteSeandainya peran itu aku, dia pasti jadi milikku!
ReplyDeletedinamika kisah persahabatan yang selalu ada keindahan di dalamnya
ReplyDeletewooooowww!!
ReplyDeletesuka dengan kisah pur dan nur nya... makasih mbak... :-)
moga pur dan nur selalu bahagia sepanjang masa....
ReplyDeleteNur...ceritamu sungguh membuatku terharu...
ReplyDeleteterhanyut ceritanya..
ReplyDeletepersahabatan yang manis mba'..
gud luck bwt Nur..hehe
sayang ya kalo ada perasaan tapi harus dipendem
ReplyDeleteceritanya manis mbak
kalau ini imajinasi sungguh pandai kamu bikin ceritanya, tapi kalau ini kisah nyata sungguh pahit rasanya bagi mas Pur, bagiku dia gak pengecut hanya kurang berani hahaha :)
ReplyDeletehehehe salut mbak sama si Pur.. kalo aku kayaknya g bs setahan itu, kalo da sering bareng gt kayaknya bakal cinta juga sama Nur hehehe.. la ini kok bs si Pur g kecantol ya.. salut kalo memang dia g mau merusak persahabatannya dengan Nur. hehehehhe tapi mbak Elsa.. cerpennya bagus mbak... aku juga pengenla bikin cerpen :) sukur2 dibukukan...
ReplyDeleteuh, kenapa sih ga hepi ending
ReplyDeleteandai aku Pur dan Nur itu Gita Gutawa
oh,,
hohoho
ReplyDeleteso sweet deh :)
Cerita yang bagus... Saya jadi kepingin jadi salah satu dari tokoh tersebut.:)
ReplyDeletejadiin sinetron, dong!!!
ReplyDeletembak, ijin re-post...
ReplyDeleteSaya yang semula ngantuk jadi menunda tidur saat membaca cerita ini, cerita yang bagus, Mbak Elsa. Semoga persahabatan Nur dan Pur langgeng
ReplyDeleteMbak Elsa, gimana si Nur? Jadi menikah?
ReplyDeleteAku datang membawa lagu ciptaan ku...semoga kawan senang..mohon komentar nya ya..
ReplyDeleteKo dikatain pengecut sih.. ^^
ReplyDeleteEmg yg gak pengecut yg gmn?
Yah,ending-nya cuma sobatan doank yah kak????
ReplyDeletebaguzz low crita na...((:
Wah...kenapa ngga diuangkapkan saja, bukankah itu menyiksa diri namanya...
ReplyDeleteseandaynya mereka mau jujur dengan apa yang mereka rasa mungkin gak bakal seperti ini heueheu...
ReplyDeleteaduuuh mbak itu ceritanya bikin geregetan heueheu...
aduh kenapa ga ngomong aja..
ReplyDelete:(
Persahabatan terlalu indah untuk dihancurkan begitu saja...
ReplyDeletebtw..ini beneran cerita apa pengalaman pribadi mbak.. *emot curiga*
#dijitak mbak elsa..
heheeeee.. :P
Baguus mbak ceritanyaa..
ReplyDeletePengalaman pribadi ya mbak??
Hihiii...
Semoga cowok nun jauh di sana, yang mengaku menyayangi dan tergila-gila kepada Nur, tapi tidak sanggup mengucapkan kalimat yang sangat dinantikan oleh Nur, segera akan mengucapkan "I Love You", kepada Nur, sehingga Nur tidak lagi seperti "Menunggu Godot" hehehe
ReplyDeleteDan semoga, calon istri Pur juga bisa yakin untuk menjadikan Pur sebagai suaminya.
Happy Ending :)
kayaknya nur-nya mbak elsa yaa hehe asal nebak huhuhuhu
ReplyDeleteaku juga request undangannya yaa...
ReplyDeleteini cerita kasih tak sampai karena persahabatan ya?
ReplyDeleteenak
ngalir bagai air
Wah critanya,,,
ReplyDeleteceritanya bagus nihh andai saja aku produser film pasti tak bikin jadi sinetron nihhh hikkss.....
ReplyDeletewah, kenapa pur tdk mau mengungkapkan perasannya ya mbak? krn takut persahabatan mereka putus ya?
ReplyDeleteindahnya persahabatan... bagus bgt mba ceritanyaaa
ReplyDeleteEspero que consigas traduzir a minha mensagem: (My contry - Portugal)
ReplyDeleteGostei do que li no teu blog. Para mim a luta pela igualdade e pela liberdade é algo que sempre me acompanhou e acompanhará.
Tornei-me seguidora, porque quero tornar a cá vir ler noticías sobre ti e sobre os teus costumes.
:D
cerita pur dan nur...
ReplyDeletebrawijaya dan airlangga...
yogya dan jombang...
cerita yang indah...
kisah mbk elisa sama suaminya mbk?
Item penting yg membuat langgeng berumah tangga, manakala kita memperlakukan pasangan kita sebagai seorang sahabat (Mario Teguh)
ReplyDeleteCinta tak terdefinisikan melainkan oleh cinta itu sendiri.
Ceritanya bagus sekali, suka aku membacanya, mbak.
ReplyDeleteKayaknya cerita di atas bukan bohongan deh. Benar ngga, Mbak? Kisah masa lalukah? Hehe...
ReplyDeleteSok tahu deh!
Salam semangat! Sungguh, cerita yang membuat saya ingin membacanya berkali-kali...
kasih tak sampai donk
ReplyDeletegak kebayang disiram air got hahah
ReplyDeletekurang pede kayaknya
ReplyDeletebaguss yyy cerita nyahhh...
ReplyDeletekyaa nama temen" Ethaa hehhehh
Pur en Nurr..
assalamualaikum...
ReplyDeleteaduuhh..meski panjang kisah ini menarik. semoga saja pur..
salam
Ceritanya sangaaaaattttttt full memories...plus lagunya, yang baca jadi turut hanyut jg dalam cerita tesbt....cerita bagus Elsa
ReplyDeletepemilihan istilah mengada-ada itu beda-beda tipis dengan sebuah inspirasi yang datang dan tergali dari sesuatu yang ada dan memang terjadi...
ReplyDeleteterlalu detail untuk sebuah alur cerita yang memakai istilah “mengada-ada”...
tetapi biarlah mengalir sesuai makna yang di inginkan si penulis, apalah arti sebuah istilah...
tetaplah menulis...
bagus kisahnya mba,...kisah nyatakah ?
ReplyDeletehemm,..apapun mba elsa mengemasnay dgn apik ^^
kisah yang menarik niih...
ReplyDeletewhy nothing in english. :(
ReplyDeleteBagus sekali tulisannya. tapi sayang, ga ada di kasih tanda saat pergantian sudut pandang pelaku, jadi rada bingung. sempat mengira antara nur dan pur itu salah tulis. ternyata.. mantabsss..
ReplyDeletesalam kenal ya... :D
krikk!!
salam kak elsa,
ReplyDeletenice love story,,,,
seep deh ,cerita yg bagus..
ceritanya bagus sekali deh kak, coba aja masukin majalah :)
ReplyDeleteAh Pur dan Nur.. tapi seringkali memang takut merusak persahabatan kalau menyatakan suka/cinta ya? Padahal, katanya sih.. hubungan paling ideal kalau sebagai sahabat sekaligus kekasih.
ReplyDeletewew wew ada telenovela seru disini..heheh salam kenal..
ReplyDeleteCerpen yang menarik mbak...
ReplyDeleteEh, ini nulisnya di word ya, trus dipaste ke blog? Kliatan mbak ada kode-kodenya kalo belum di readmore, hehehe...
ceritanya mengambang..maksudnya bukan alurnya, tetapi rasa yang dibawa oleh tokoh-tokoh di situ.
ReplyDeletehal yang tidak diinginkan..yah tapi mau bagaimana lagi, aku pun seperti berjalan dalam lorong dengan dinding kanan kiri yang tertempel kisah seperti itu...
..tapi segala sesuatu pasti indah dan bahagia, kebenaran, datang, pada waktunya.
wah dari tadi jalan2 blog lagi banyak banget cerita2 cinta apa lagi zamannya yaah? hihi..
ReplyDeletepersahabataaan..... lebih penting daripada pacar ehehe
Nafsu mengatakan wanita cantik atas dasar rupanya, akal mengatakan wanita
ReplyDeleteCantik atas dasar ilmu dan kepandaiannya, dan hati mengatakan wanita cantik atas dasar akhlaknya.
Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinar. Sahabat yang setia bagai pewangi yang mengharumkan. Sahabat sejati menjadi pendorong impian. Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah.
wow... ceritanya begitu mengalir dan sempat menghanyutkanku ke dalam masa lalu ketika pertama kalinya saya jatuh cinta, heheee...
ReplyDeletesahabat selalu ada walau tak bs saling berjabat :)
ReplyDeleteduh...
ReplyDeleteendingnya gimana????
penasaran euy...
cerita yang bagus sekali, sungguh mengalir bagaikan air... jadi mengingatkanku pada kuch kuch hota hai. Sesuatu telah terjadi...
ReplyDeletepersahabatan nomor satu
ReplyDeleteHai!
ReplyDeleteAku tau... aku tau..
:-$
;-)
mhmm...
ReplyDeletekayaknya aku tahu siapa yg Nur...siap yg Pur... :)
but...yg pasti Nur & Pur adalah sahabat2ku semua...
dan akan terus begitu...Amin